HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Syarif Hidayatullah) Adi Prayitno memberikan sindiran keras kepada Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta pengritik pemerintah untuk pindah saja ke negara lain.
“Mendadak teringat Gus Dur dikritik apa saja santai. Sekarang yang ngeritik disuruh pergi dari negara ini,” kata Adi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (17/3).
Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu pun mengingatkan kepada Luhut dan seluruh pejabat negara lainnya, agar paham bagaimana konsekuensi dari demokrasi. Kritik adalah sebuah keharusan.
“Demokrasi itu memang berisik. Rakyat bebas kritik pemimpin. Nggak perlu ditanya sudah bantu apa buat negara. Boleh nanya balik? kau sendiri sudah berbuat apa untuk negara?,” ujarnya.
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengaku kesal dengan pengkritik pemerintah. Luhut menyebut jika kritik jelek terus diberikan lebih baik angkat kaki dari Indonesia.
Menurut Luhut, 10 tahun pemerintahan Jokowi Indonesia banyak dapat pujian dari negara lain.
Bahkan, banyak negara yang mencontoh program program pemerintahan Jokowi. Salah satunya kenya yang meng-copy kebijakan Jokowi terait e-katalog.
“Mari kita lanjutkan sukses story kita ini, kita lihat negara lain. Lihat Kenya, Kenya kemarin meng-copy 100 persen e-katalog kita. Presiden (William) Ruto-nya bilang sama saya, kami tiru Indonesia. Jadi ada yang tiru Indonesia cukup banyak,” ujar Luhut, Selasa, 12 Maret 2024.
la juga mengaku marah kepada pengkritik pemerintah, terutama kritikan yang bukan membangun. Jika terus menjelek-jelekkan bangsa sendiri, Luhut meminta para pengkritik lebih baik pindah dari Indonesia.
“Jadi banyak perubahan, tapi banyak kurang, iya tapi terus kita perbaiki. Jadi saya berharap kita semua harus bangga jadi orang Indonesia,” tegasnya.
“Kita kritik bangsa kita, tapi kritik yang membangun. Jangan mengkritik semua jelek, semua jelek. Kalau jelek, pindah saja kau dari Indonesia,” kata Luhut dengan nada tinggi.