HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia), Din Syamsuddin mengajak masyarakat untuk melakukan aksi demonstrasi pada hari Selasa 19 Maret 2024 jam 14.00 WIB.

Dalam aksinya, Din mengajak masyarakat untuk menolak hasil Pemilu 2024, baik Pileg maupun Pilpres 2024.

“Pemilu/Pilpres 2024 adalah puncak dari kezaliman rezim Presiden Joko Widodo yang dinilai melanggar konstitusi, hukum atau perundang-undangan yang berlaku, dan etika politik dengan penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan adil,” kata Din dalam narasinya yang dikutil Holopis.com, Sabtu (16/3).

Menurutnya, manuver Jokowi dalam Pemilu 2024 telah merusak demokrasi di Indonesia, sehingga ia menilai justru kedaulatan rakyat dirampas.

“Hal demikian telah merusak demokrasi Indonesia, merampas hak rakyat, dan meruntuhkan kedaulatan rakyat,” ujarnya.

Apalagi dalam Pilpres, capres-cawapres yang ia dukung yakni Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) kalah dari suara Prabowo Subianti – Gibran Rakabuming Raka.

Selain menyerukan penolakan hasil pemilu, tokoh silam yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah yang berprofesi sebagai ketua Presidium Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) tersebut menyerukan agar Presiden Joko Widodo dimakzulkan.

“Saatnya rakyat bangkit menegakkan kedaulatannya dengan menggugat Pemilu atau Pilpres curang dan brutal, dan mendesakkan Presiden Joko Widodo mundur dari jabatannya,” serunya.

Atas dasar ingin mencapai syahwat politiknya, Din pun mengajak masyarakat yang juga tidak terima Anies-Imin kalah untuk bergabung dalam aksi unjuk rasa yang ia hendak gelar.

“Mari bergabung bersama kami Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat/GPKR pada Aksi Rakyat Berdaulat Gugat Pemilu/Pilpres Cacat, dan Desak Mundur Rejim Jahat,” pungkas pria bernama lengkap Muhammad Sirajuddin Syamsuddin itu.

Di sisi lain, undangan aksi unjuk rasa GPKR ini akan dilakukan tanpa pembagian nasi bungkus. Ia menyarankan agar massa membawa bekal makan buka puasa sendiri, maupun perlengkapan shalat jika ingin shalat di depan DPR.

“Harap berada dalam kelompok, bawa bekal sendiri termasuk alat shalat, jaga keamanan diri, jangan terprovokasi untuk berbuat anarkis,” seru flyer undangan aksi GPKR.