HOLOPIS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 68,64 poin atau 0,92 persen ke level 7.364 pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat (15/3).
Pada akhir perdagangan sesi I ini, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 8,36 miliar lembar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp5,98 triliun.
Kemudian setidaknya sebanyak 274 saham mengalami koreksi terkoreksi, 221 saham naik dan 245 saham lainnya tidak mengalami perubahan alias stagnan.
Dari sisi sektoral, tercatat sektor transportasi dan sektor energi menjadi sektor yang naik siang ini dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,34 persen dan 0,55 persen. Sementara sektor lainnya parkir di zona merah.
Adapun untuk indeks sektoral dengan penurunan terdalam yakni sektor bahan baku yang turun sebesar 1,36 persen. Kemudian, sektor keuangan turun 1,01 persen, sektor infrastruktur turun 0,79 persen.
Lalu sektor properti turun 0,43 persen, sektor siklikal turun 0,34 persen, sektor non siklikal turun 0,23 persen, sektor teknologi turun 0,11 persen, sektor industri turun 0,08 persen dan sektor energi turun 0,01 persen.
Di sisi lain, indeks LQ45 turun 0,89 persen ke level 1.002, indeks IDX30 turun 0,86 persen ke level 510, indeks MNC36 turun 0,91 persen ke level 384, dan indeks JII turun 1,06 persen ke level 521.
Adapun, tiga saham yang menempati posisi top gainers yaitu :
- PT Mitra Investindo Tbk (MITI) naik 33,77 persen
- PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) naik 23,26 persen
- PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) naik 15,38 persen.
Sedangkan, tiga saham yang menempati posisi top losers yaitu:
- PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) turun 11,41 persen
- PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) turun 10,53 persen
- PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) turun 8,56 persen.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) RI melaporkan neraca dagang Indonesia pada periode Februari 2024 kembali mencatatkan surplus.
“Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 46 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Jumat (15/3).
Kendati demikian, surplus di Februari 2024 hanya tercatat sebesar US$ 0,87 miliar atau sekitar US$ 870 jutaan, turun tajam bila dibandingkan dengan surplus pada periode Februari 2023 yang sebesar US$ 5,48 miliar.