HOLOPIS.COM, JAKKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penyaluran pendanaan fintech P2P lending alias pinjaman online (pinjol) ke sektor produktif dan UMKM dapat mencapai porsi 40 persen dari outstanding pendanaan pada 2024.
Sebagaimana diketahui, jumlah outstanding pendanaan kepada UMKM per Januari 2024 berada pada level 33,65 persen atau Rp20,33 triliun dari total outstanding pendanaan sebesar Rp60,42 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan OJK, Agusman mengaku optimis target tersebut dapat terlampaui dengan baik.
“OJK optimistis bahwa penyaluran pinjaman industri P2P Lending pada tahun 2024 terus meningkat,” kata Agusman dalam keterangan resminya yang dikutip Holopis.com, Selasa (12/3).
Sebagaimana diketahui, pemerintah saat ini memang tengah mendorong pembiayaan ke UMKM agar terus bertumbuh.
Agusman lantas menjelaskan, bahwa sebagian besar kegiatan usaha yang mendapat pembiayaan merupakan pembiayaan multiguna atau pembiayaan untuk kegiatan konsumtif, dengan porsi sekitar 52 persen.
“Kami akan dorong untuk meningkatkan penyaluran ke UMKM, saat ini sedang ada aturan yang kami siapkan,” ujar Agusman.
Dia pun meyakini, pembiayaan modal kerja terutama untuk UMKM akan terus meningkat, namun dalam jangka waktu yang panjang.
Agusman menyebut, pembiayaan untuk UMKM sudah menunjukkan peningkatan dalam lima tahun terakhir. Namun hanya 5,5 persen aset di industri perusahaan pembiayaan yang disalurkan kepada pembiayaan modal kerja.
“Pelaku di industri perusahaan pembiayaan menyadari bahwa potensi untuk jenis usaha modal kerja sangat besar, apalagi untuk segmen UMKM di Indonesia,” ujar Agusman.