HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pawai Ogoh-Ogoh adalah perayaan tradisional yang menjadi bagian penting dari perayaan Nyepi di Bali, Indonesia. Biasanya diselenggarakan pada malam sebelum Hari Nyepi, pawai ini merupakan puncak dari serangkaian upacara dan ritual yang dilakukan untuk menyambut tahun baru Saka dalam kalender Hindu Bali.
Dalam pawai ini, masyarakat Bali memamerkan patung-patung raksasa yang disebut ogoh-ogoh yang kemudian diarak di sepanjang jalan-jalan, sementara diiringi oleh musik dan tarian.
Apa itu Ogoh-ogoh?
Ogoh-ogoh adalah patung raksasa yang dibuat dari bahan-bahan ringan seperti bambu, kertas, dan styrofoam. Mereka direpresentasikan sebagai makhluk-makhluk jahat atau roh-roh jahat yang diyakini mengganggu ketentraman dan ketertiban di dunia. Proses pembuatan ogoh-ogoh dimulai beberapa minggu atau bahkan bulan sebelum Hari Raya Nyepi. Setiap desa atau komunitas di Bali berlomba-lomba untuk menciptakan ogoh-ogoh yang paling menakutkan dan mengesankan.
Simbolisme dalam Ogoh-ogoh
Setiap ogoh-ogoh memiliki makna dan simbolisme tersendiri. Mereka sering kali memiliki wujud makhluk-makhluk mitologis atau hewan-hewan buas yang melambangkan kekuatan jahat. Dengan mengarak ogoh-ogoh, masyarakat Bali percaya bahwa mereka mengusir roh-roh jahat dari wilayah mereka, membersihkan lingkungan dari energi negatif, dan mempersiapkan diri untuk menyambut tahun baru dengan kesucian dan ketenangan.
Pawai Ogoh-Ogoh adalah salah satu momen paling dinanti-nantikan dalam perayaan Nyepi. Malam sebelum Nyepi, masyarakat Bali berkumpul di jalan-jalan untuk menyaksikan pawai ini. Mereka berbondong-bondong datang dari berbagai desa untuk melihat ogoh-ogoh yang telah dipersiapkan dengan cermat oleh komunitas setempat. Musik gamelan mengiringi pawai ini, menciptakan suasana kemeriahan yang memukau.
Prosesi dan Penghancuran Ogoh-Ogoh
Namun setelah diarak dan ditonton banyak warga, ogoh-ogoh akan dihancurkan sebagai lambang kemenangan kebaikan atas kejahatan serta pemurnian batin.
Sobat Holopis pernah nonton pawai Ogoh-ogoh belum?