Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing yang keluar bersih di pasar keuangan domestik pada pekan ini, atau selama periode 4-7 Maret 2024 mencapai Rp13,61 triliun.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, bahwa nilai tersebut berasal dari aliran modal asing keluar bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN), pasar saham, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Berdasarkan data transaksi 4-7 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp13,61 triliun terdiri dari jual neto Rp10,42 triliun di pasar SBN, jual neto Rp0,57 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp2,62 triliun di SRBI),” kata Erwin dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Minggu (10/3).

Dengan perkembangan tersebut, pria yang juga menjabat sebagai Asisten Gubernur BI itu mengatakanl, total modal asing yang masuk bersih di pasar saham sejak 1 Januari sampai dengan 7 Maret 2024, mencapai Rp17,88 triliun.

Kemudian pada periode yang sama, total aliran modal asing yang masuk bersih di SRBI tercatat sebesar Rp25,35 triliun. Semantara untuk modal asing yang keluar bersih di pasar SBN mencapai Rp12,51 triliun.

“Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 7 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp12,51 triliun di pasar SBN, beli neto Rp17,88 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp25,35 triliun di SRBI,” ujarnya.

Selain itu, Erwin juga mengungkap premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 7 Maret 2024 sebesar 69,12 basis poin (bps). Angka ini naik jika dibandingkan premi CDS per 1 Maret 2024 yang sebesar 67,80 bps.

Sementara untuk imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke 6,61 persen. Sedangkan imbal hasil surat utang AS alias US Treasury Note tenor 10 tahun malah turun ke level 4,083 persen.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Erwin.