HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bawaslu mengakui bahwa fenomena pengelembungan suara sebenarnya banyak ditemukan di lapangan selama proses rekapitulasi suara berlangsung.
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja bahkan menegaskan, tuduhan pengelembungan suara terhadap PSI (Partai Solidaritas Indonesia) sebenarnya banyak terjadi di partai lain.
“Dan bukan hanya, mohon maaf, bukan hanya satu partai ya, bukan hanya PSI gitu, tetapi banyak hal yang lain yang kemudian kami harus cek lagi di lapangan,” kata Rahmat Bagja dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (6/3).
Temuan itu sendiri menurut Bagja, banyak didapatkan dari masyarakat, termasuk pelaporan yang beredar di media sosial.
“Kan saya memperhatikan betul ada media sosial yang di-send (dikirimkan) ke kami. Jadi langsung kami cek di teman-teman pengawas. Ada yang belum dijawab, ada. Kami tunggu ini,” tukasnya.
Dari berbagai pelaporan yang telah mereka terima, Rahmat Bagja pun memastikan masih akan melakukan verifikasi terlebih dahulu secara mendalam.
“Kami cek di lapangan lagi. Dicek apakah benar demikian, tetapi dari beberapa video yang ada kami langsung sampel 1-2. Misalnya yang di Cianjur belum ada jawaban, itu belum ada jawaban dari teman-teman pengawas di Cianjur, nanti akan cek,” tuturnya.
Adapun Bagja mengatakan bahwa bila terjadi penggelembungan suara dan tidak ada laporan dari jajarannya, artinya pengawas yang ditugaskan bermasalah.
“Kalau seandainya terjadi penggelembungan, berarti kan ada yang masif dilakukan, masih bunyi dalam pengawasan, seharusnya bunyi. Kalau enggak bunyi berarti pengawas kami yang bermasalah,” tuntasnya.