HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggapan bandel atau nakal untuk anak yang memiliki jumlah unyeng-unyeng lebih dari satu di kepala merebak luas di masyarakat, khususnya masyarakat Jawa.
Adapun istilah unyeng-unyeng sendiri hanya dikenal di Indonesia dan berasal dari bahasa Jawa, yang memiliki arti pola pusaran rambut di kepala. Biasanya pola tersebut semakin terlihat ketika rambut itu dipotong pendek.
Lantas, apakah anggapan tanda seorang nakal dapat dilihat dari jumlah unyeng-unyeng tersebut fakta, atau hanya mitos belaka.
Menurut dr Nadia Alaydrus, melihat seorang anak bandel atau tidaknya dari jumlah unyeng-unyeng di kepala adalah mitos. Sebab sejauh ini, belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan hal tersebut.
“Unyeng-unyeng itu lebih dari satu, katanya anak itu nakal ataupun bandel itu tuh mitos ya, karena jelas ini tuh tidak ada bukti ilmiahnya,” kata Nadia seperti dikutip Holopis.com dari unggahan di akun Instagramnya, Senin (4/3).
Dia menururkan, bahwa jumlah unyeng-unyeng di pengaruhi oleh faktor genetik, baik itu dari orang tua, ataupun dari kakek dan neneknya.
“Sedangkan kalau sifat anak itu dipengruhi multifaktor, seperti dari didikan orang tua, kemudian faktor lingkungan, teman sebaya, apa yang dia lihat, kepercayaan diri, dan lain-lain,” katanya.
Sehingga, menurut Nadia, tidak ada kaitan antara jumlah unyeng-unyeng dengan sifat anak.
Selain sifat anak, dokter yang juga seorang influencer itu menegaskan, bahwa anggapan jumlah unyeng-unyeng lebih dari satu pertanda kebotakan maupun pertanda anak jenis merupakan sebuah mitos yang berkembang di masyarakat.
“Nah itu semua juga mitos ya, karena lagi-lagi nggak ada bukti ilmiahnya,” tandasnya.