HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemangku kepentingan kesehatan di Gaza Palestina mengumumkan kabar yang sangat mengejutkan. Sejak Palestina diserang oleh Israel pada 7 Oktober 2023 silam, korban tewas sudah melewati angka 30.000 orang.

Hal ini terjadi setelah pasukan Israel menyerang warga Palestina yang sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan kebutuhan mereka.

“Setidaknya 112 orang dibunuh, dan 280 lainnya terluka di sebuah insiden dekat Kota Gaza,’ demiķian disampaikan pejabat kesehatan di Palestina yang tidak menyebutkan namanva, dikutip Holopis.com, Jum’at (1/3)

Pada minggu ini, Palestina mengalami banyak kematian warganya. Hamas menyebutkan bahwa jumlah korban inį bisa membuat kemungkinan agar mereka membebaskan para tahanan warga Israel di wilayahnya semakin kecil.

Sementara itu, para tenaga kesehatan di sana kewalahan untuk menangani korban yang sudah lebih banyak dari 30,000 orang.

Israel tidak mengakui bahwa kematian ratusan orang yang sedang mengantre bantuan kesehatan adalah kesalahan mereka. Israel mengatakan ratusan orang tersebut meninggal akibat aksi mereka yang berusaha mengambil obat-obatan dari truk dan kemudian tertabrak atau terlindas.

Kemudian Israel juga mengatakan dalam insiden lainnya, beberapa orang mendatangi pasukan. Pasukan pun merasa terancam dan melakukan tembakan. Mereka tidak mengakui jumlah korban yang disampaikan Gaza, namun mereka juga tidak bisa mengatakan berapa jumlah korban dalam insiden tersebut yang mereka akui.

Secara resmi, Jubir Pasukan Pertahanan Israel, Daniel Hagari mengatakan bahwa memang puluhan orang meninggal dunia akibat bertengkar karena berebut obat-obatan.

“IDF sudah berada di sana melakukan tindakan kemanusiaan untuk mengamankan koridor kemanusiaan dan mengizinkan konvoi bantuan masuk ke titik distribusi,” katanya.

Sebagai informasi, jumlah melebihi 30.000 korban tewas itu adalah jumlah korban masyarakat Palestina sejak Israel menyerang mereka pada tanggal 7 Oktober silam.

Israel menyerang mereka dengan alasan Hamas menyerang wilayahnya dan menewaskan 1,200 orang. Negara internasional pun semakin gencar mendesak agar Israel melakukan gencatan senjata.

Sebuah keinginan dunia yang masih juga belum disetujui AS, sebagai salah satu negara berpengaruh yang memiliki andil dalam menyudahi peperangan ini.