HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid memberikan respons atas munculnya gerakan #HakRakyat di media sosial.
Menurutnya, kemunculan tagar tersebut sebagai bentuk ekspresi rakyat yang sudah memilih calon Presiden dan Wakil Presiden sendiri namun seperti sedang diganggu oleh paslon yang kalah.
“Itu kan gerakan rakyat, suara rakyat, mereka mungkin marah karena pilihan mereka ingin dianulir oleh peserta yang kalah. Kekecewaan itu memicu banyak ekspresi, salah satunya tagar Hak Rakyat ya,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Jumat (1/3).
Menurutnya, persoalan hak angket itu sebenarnya adalah gertakan politik dari PDIP dan Ganjar Pranowo saja. Sebab kata dia, mereka jelas sekali kalah dan merasa kekalahan itu tidak menjadi ekspektasi mereka di dalam Pilpres 2024.
“Ya kalau kita lihat dan PDIP dan Ganjar sudah sangat percaya diri menang, tapi faktanya kalah. Suaranya bahkan untuk mengalahkan Anies saja jauh. Ya wajar kalau mereka marah, tantrum, shock atau apalah namanya itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ulama asal Malang Raya itu memiliki pendapat tentang hak angket yang diwacanakan oleh PDIP. Jika memang tujuannya untuk memperbaiki kualitas demokrasi, ia yakin rakyat akan mendukung.
Akan tetapi jika tujuannya adalah untuk marah saja dan sekadar gertakan saja, tentu langkah PDIP dan para pengusung hak angket bisa mendapatkan total punishment dari publik.
“Kalau itu tujuannya (untuk perbaikan demokrasi) ya wajib kita dukung. Tapi kalau tidak kan berarti mereka ini ndagel saja, ndak serius karena suaranya kalah makanya mencak-mencak nantang hak angket,” tuturnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, tagar #HakRakyat sempat muncul di trending topic Twitter. Narasi yang muncul adalah kekecewaan mereka pada gerakan tagar #DukungHakAngket yang digulirkan oleh buzzer pendukung hak angket DPR.
Kita sudah memilih, kalau tak siap kalah, ngapain bertanding, Bos?#HakRakyat pic.twitter.com/SrrArc2h5V
— Ratna3133 (@ratna3133) March 1, 2024