HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jebolan Indonesian Idol, Marion Jola bikin heboh netizen saat ia mengaku sempat mengidap star syndrome saat dirinya baru-baru saja meluncurkan karir hiburan di Tanah Air dan dikagumi karena bakat menyanyinya.
“Pernah pas zaman Idol, star syndrome banget karena rasanya kayak terkenal banget. Karena waktu itu gue idol kan kayak langsung trending satu di Youtube,” kata Marion Jola, dalam podcast PWK, dikutip kembali oleh Holopis.com, Jum’at (1/3).
Pengakuan ini pun sempat bikin netizen heboh karena star syndrome biasanya kondisi mental yang kurang positif dan bisa memberikan pandangan negatif kepada orang yang mengalaminya.
Apa itu star syndrome, dan mengapa tidak semua orang mau mengakui pernah mengalaminya?
Star Syndrome, merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya merasa sangat spesial dan menyepelekan orang lain. Ia merasa semua orang di sekitarnya melihat dirinya sebagai seseorang yang sangat spesial.
Beberapa ahli menyebutkan bahwa star syndrome sudah termasuk dari bagian gangguan kepribadian narsistik, di mana seseorang hanya memperhatikan dirinya sendiri, ingin dikagumi orang lain dan kurang bisa berempati atau merasakan penderitaan orang lain.
Namun selain pengeritan di atas, ada juga kondisi medis STAR syndrome yang berkaitan dengan genetika dan bukan seperti yang sering dibahas di media sosial.
STAR Syndrome yang Berkaitan dengan Genetika
STAR syndrome adalah singkatan dari “STAR-GAZER syndrome“, yang merupakan suatu kelainan genetik langka yang terjadi pada bayi dan anak-anak. STAR merupakan akronim dari Simultaneous Twitching and Retraction Syndrome. Kelainan ini biasanya ditandai dengan gerakan klonik (twitching) dan retraksi (retraction) simultan pada kepala dan leher.
Gejala-gejala lain yang mungkin terjadi termasuk gangguan neurologis, epilepsi, serta perkembangan fisik dan mental yang terhambat. Ini adalah kondisi yang sangat jarang terjadi dan memerlukan perhatian medis yang tepat.
Jangan tertukar dua istilah di atas ya, Sobat Holopis.