Advertisement
Categories: Polhukam

Mellisa Sedih Ponpes Tak Ada Iktikad Baik ke Keluarga Bintang

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Advokat, Mellisa Anggraini menyampaikan kabar bahwa Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyah Kediri sejak kasus kematian Bintang Balqis Maulana, tidak ada iktikad baik apa pun kepada keluarga.

“Saya teleponan dengan ibunda korban kemarin, beliau dengan penuh tangis bercerita. Pihak ponpes tidak ada menghubungi dan memberi penjelasan terkait apa yang menimpa anaknya,” kata Mellisa dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (29/2).

Yang cukup disayangkan adalah, ketika kasus kematian santri asal Banyuwangi tersebut terjadi, sampai dengan saat ini tak ada sepakat kata pun permintaan maaf dari pihak pengasuh Pondok Pesantren tersebut.

“Jangankan meminta maaf! Pihak ponpes bahkan sempat menutupi kejadian meninggalnya sang putra,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Mellisa yang juga pernah menjadi kuasa hukum kasus David Ozora yang mendapatkan penganiayaan berat dari Mario Dandy tersebut berpendapat, bahwa pihak sekolah maupun pondok pesantren juga harus bertanggung jawab atas kasus ini.

Apalagi kata dia, memang ada upaya yang jelas bahwa pihak yayasan mengupayakan agar kasus ini ditutupi sehingga tidak terungkap dan diproses hukum.

“Pihak sekolah yang jelas-jelas membungkam saksi dan korban dan ikut menutupi kejadian penganiayaan di lingkungan sekolah ini harus mendapatkan hukuman berat,” tegasnya.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa seorang santri bernama Bintang Balqis Maulana (14) meninggal dunia di Pondok Pesantren Tartilul Quran Al Hanifiyah, Dusun Kemayan, Desak Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada hari Jumat, 23 Februari 2024.

Jasad santri tersebut sudah penuh luka dan dibungkus dengan kain kafan. Kemudian jenazah diantarkan ke rumah duka di dari Desa Karangharjo, Banyuwangi, Jawa Timur pada hari Sabtu 24 Februari 2024 dini hari.

Diketahui, ada 4 (empat) orang pelaku di dalam kasus ini, antara lain ;

1. MN (18) asal Sidoarjo,
2. MA (18) asal Nganjuk,
3. AF (16) asal Denpasar, dan
4. AK (17) asal Surabaya.

Keempatnya adalah para senior Bintang di Pondok Pesantren yang diasuh oleh Ustadz Fatihunada alias Gus Fatih alias Kiyai Fatih itu.

Share
Published by
Muhammad Ibnu Idris

Recent Posts

Jangan Lewatkan! Diskon Hingga 90% Game PS4 dan PS5 di PlayStation Holiday Sale 2024

ada akhir tahun 2024, Sony PlayStation memberikan kejutan besar bagi Sobat Holopis dengan mengadakan event…

15 menit ago

Gunung Rinjani Istirahat Sejenak, Jalur Pendakian Ditutup Awal Tahun 2025

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengumumkan penutupan semua…

30 menit ago

Punya Segudang Manfaat, Ini Sederet Fakta Unik tentang Buah Pepaya

Selain rasanya yang manis dan teksturnya lembut, pepaya memiliki banyak fakta unik yang sering kali…

45 menit ago

Jennifer Coppen Curhat Beratnya Jadi Ibu Saat Hati Hancur

Masyarakat Indonesia baru saja merayakan Hari Ibu. Hari di mana seluruh masyarakat Indonesia merayakan dan…

60 menit ago

RESEP : Lontong Medan, Sarapan Meriah Kenyang Seharian

Bagi siapa pun yang pernah mencicipi lontong Medan, pasti langsung ketagihan dan kepikiran terus.

1 jam ago

IHSG Dibuka Ngegas di Awal Pekan, Berpeluang Rebound?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melesat pada perdagangan sesi pertama di awal pekan ini,…

1 jam ago