Senin, 30 September 2024
Senin, 30 September 2024
NewsEkobizKrisis Pangan Jadi Momok Menakutkan, Jokowi Ingatkan soal Ini

Krisis Pangan Jadi Momok Menakutkan, Jokowi Ingatkan soal Ini

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, bahwa krisis pangan saat ini tengah menghantam dunia. Tak heran bila semua negara, termasuk Indonesia kini tengah berhati-hati dengan permasalahan pangan.

Jokowi lantas mengatakan, bahwa bahan pengan seperti beras dan gandum sekarang ini sulit untuk didapat. Bahkan beberpa negara produsen sekarang ini telah memutuskan untuk berhenti mengekspor bahan pangan yang mereka miliki.

“Artinya, pangan ke depan menjadi penting sekali bagi semua negara,” tutur Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan pabrik amonium nitrat di Kawasan Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (29/2).

Dia lantas mengingatkan, bahwa pupuk merupakan hal yang penting dalam produksi pangan. Namun sejauh ini, beberapa komponen bahan balku pupuk di Tanah Air masih mengandalkan impor.

Oleh sebab itu, Orang nomor satu di Indonesia itu pun mengapresiasi upaya keras dari pembangunan industri amonium nitrat, salah satu bahan baku pembuatan pupuk yang berdiri di Kawasan Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur.

Menurutnya, pembagunan pabrik di Kaltim ini penting untuk dilakukan. Sebab sejauh ini, sebanyak 21 persen cadangan amonium nitrat di Indonesia masih impor.

“Ini penting karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor. Dengan dibangunnya pabrik amonium nitrat ini akan kurangi 21 persen impor dikurangi 8 persen. Artinya, masih 13 persen kita impor,” sambungnya.

Dia menyampaikan pabrik amonium nitrat ini akan dapat menambah bahan baku pembuatan pupuk, khususnya NPK sehingga mendorong kemandirian pangan. Adapun total investasi dari pembangunan pabrik tersebut mencapai Rp1,2 triliun.

“Saya senang pabrik ini selesai nanti akan menambah bahan baku pembuatan pupuk tanah air, utamanya NPK. Diharapkan dengan selesainya pembangunan industri ini kemandirian dan produktivitas kita lebih mandiri, berdikari, dan investasi 1,2 triliun tidak sia-sia,” jelasnya.

Jokowi meminta ekspansi industri tersebut diteruskan sehingga substitusi barang impor bisa dilakukan. Tak hanya amonium nitrat, dia ingin produk lainnya yang impor dapat diproduksi di dalam negeri.

“Saya kira Rp1,2 triliun untuk Kementerian BUMN itu bukan uang yang besar, itu uang kecil, sehingga perlu diteruskan agar 21 persen itu rampung semuanya. Jadi betul-betul bisa kita pegang,” tutur Jokowi.

Google News

Temukan kamu di Google News dan jangan lupa klik ikon bintang untuk mengetahui semua berita terbaru dari kami.

WhatsApp Channel

Follow WhatsApp Channel Holopis.com untuk mendapatkan 10 berita terbaru setiap hari dari tim Redaksi.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
HOLOPIS

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Pemerintah Kaji Penerapan Pita Cukai Digital

Pemerintah melalui Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah mengkaji terkait rencana penerapan pita cukai digital sebagai pengganti pita cukai konvensional.

Harga Beras RI Disebut Paling Mahal se-ASEAN, Bapanas Minta Masyarakat Tak Terprovokasi

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi meminta masyarakat tidak terprovokasi soal harga beras Indonesia yang disebut menjadi paling mahal dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN.

Bapanas Anggap Isu Harga Beras Paling Mahal Se-ASEAN Cuma Jebakan

Harga beras di Indonesia disebut paling mahal di ASEAN. Pasalnya, perbedaan harga beras di Indonesia dengan negara ASEAN lainnya mencapai 20 persen.

Duh! Ini Deretan Saham Emiten Big Caps yang Banyak Dilego Asing

Sejumlah saham emiten big caps terpantau dilego oleh investor asing selama sepekan terakhir perdagangan, di mana saat itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tipis.