Fenomena Caleg Stress Karena Pemilu, Psikolog Klinis Beri Tips Cara Tangani

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Beberapa minggu belakangan ini, Sobat Holopis pasti sempat melihat beberapa video viral dan pemberitaan yang menunjukkan beberapa orang menjadi stress akibat kalah nyaleg. Berbagai tingkah yang mengocok perut pun dilakukan oknum ini, seperti meminta kembali uang serangan fajarnya dari masyarakat, dan juga berkhayal ia sudah menjadi anggota DPR.

Kondisi mental mereka yang terganggu ini pun membuat netizen kesal karena berasumsi mereka tidak memiliki niat baik untuk menjadi wakil rakyat, apalagi dengan cara yang tidak dibenarkan seperti serangan fajar.

Psikolog Klinis, Sri Mulyani Nasution mengatakan bahwa hal ini memang biasanya terjadi pada caleg-caleg yang telah nekat menghabiskan banyak duitnya berharap agar menjadi pejabat. Padahal, uang mereka masih pas-pasan dan uang yang ia habiskan itu akan memengaruhi kehidupan selanjutnya.

“Stres dalam arti yang betul-betul tekanannya tinggi sampai bisa dikatakan melakukan tindakan yang aneh-aneh itu biasanya yang sudah terlalu banyak menghabiskan uang di atas kemampuannya, dia bisa mempengaruhi kehidupan selanjutnya ketika dia menghabiskan uang ke pencalonan tersebut,” kata psikolog yang juga lebih akrab dipanggil Riri tersebut, kepada Holopis.com, Selasa (27/2).

Riri menyampaikan mereka yang stress dan melakukan hal-hal aneh biasanya adalah oknum-oknun yang nyaleg tapi dengan harapan yang tinggi dan niat yang tak sesuai. Hal ini juga menunjukkan bahwa mereka memang tidak ada niat untuk menjadi pemimpin yang baik.

“Kalau dia memang targetnya untuk menjadi pemimpin ya tidak tidak akan terlalu mempengaruhi kondisi psikologisnya. Istilahnya ya pasti stress pasti tertekan tadi, ada banyak kerugian yang sudah dikeluarkan yang sudah yang sudah terjadi. Stressnya itu masih bisa dikendalikan biasanya masih bisa dikelola kalau memang targetnya ingin berbuat baik, ya berarti rakyat masih belum memberikan kepercayaan untuk berbuat baik,” lanjutnya.

Riri pun menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin namun siap kalah adalah sesuatu yang sulit, mengingat semua orang harus memiliki pola pikir untuk menang. Namun harus ditanamkan pula nilai sportivitas agar bisa menerima ketika lawan terbukti lebih baik.

“Harus ditanamkan juga tentang sportivitas, ternyata tidak menang ya harus terima bahwa ternyata lawan masih lebih baik, saya sudah berusaha. Orang lain Lebih baik sehingga lain kali saya harus melampaui lagi kemampuan saya saat ini,” ujarnya.

Riri pun menjelaskan jika seseorang sudah kadung merasa stress, atau memiliki anggota keluarga yang stress karena kalah nyaleg atau kompetisi lainnya, sebagai orang-orang terdekat harus membantu membesarkan hatinya, dan cukup didengarkan keluhan tanpa dipanas-panasi untuk tidak bersikap sportif.

“Cukup didengarkan dan diajak untuk lebih dan menerima dan mempersiapkan lebih dari jauh-jauh hari kalau misalnya memang 5 tahun kedepan untuk ikut lagi. Kita dorong untuk mempersiapkan diri lebih baik dan memperjelas niat untuk kebaikan bukan untuk kepentingan,” pungkasnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral