HOLOPIS.COM, JAKARTA – Peperangan antara Israel dan Palestina semakin memasuki momen-momen genting. Kali ini, Israel akan menjadikan bulan suci Ramadan sebagai tenggat waktu, sebelum pasukannya melakukan serangan terhadap kota Rafah di Gaza.
Negara yang dipimpin Benjamin Netanyahu itu memang sudah memiliki rencana untuk menyerang Rafah di bulan depan, jika mereka tak juga membebaskan sisa sandera yang saat ini masih ada di Gaza hingga awal Ramadan, maka Israel akan menyerang Rafah.
“Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu, jika pada bulan Ramadan para sandera kita tidak ada di rumah, pertempuran akan berlanjut di mana-mana, termasuk wilayah Rafah,” kata seorang pensiunan Kepala Staf Militer, Gantz, dikutip Holopis.com, Senin (19/2).
Sementara itu, bulan suci Ramadan yang dirayakan umat muslim di dunia diperkirakan akan jatuh pada tanggal 10 Maret mendatang.
Perlu diketahui juga, Israel sebelumnya belum menentukan tenggat waktu rencana penyerahan terhadap kota yang padat penduduk itu. Namun, momen disaat masyarakat Mulsim seharusnya merayakan Ramadan justru menjadi momen Israel menagih tuntutan mereka.
Sementara itu, kota yang akan diserang oleh Israel adalah kota yang isinya adalah mayoritas pengungsi yang justru sedang mencari perlindungan.
Dunia Khawatir Semakin Banyak Korban Akan Berjatuhan
Pemerintah dan organisasi internasional semakin khawatir dengan jumlah korban yang terus meningkat akibat serangan Israel di Palestina yang tak kunjung usai.
Dunia internasional pun berulang kali mendesak Israel agar menyelamatkan kota Rafah. Apalagi, kota Rafah adalah satu-satunya kota di Gaza yang tidak diserang oleh pasukan darat Israel selama perang selama 4 bulan itu.
Tetapi, Benjamin Netanyahu menekankan bahwa serangan tidak akan ia hentikan sebelum benar-benar menekan Rafah.
Melalui Gantz, Israel mengaku bahwa mereka akan menyerah Rafah dengan cara yang bisa meminimalisir jumlah korban penduduk.
“Serangan dilakukan secara terkoordinasi dan dalam percakapan dengan Amerika dan Mesir untuk memfasilitasi evakuasi dan meminimalkan korban sipil sebanyak mungkin,” katanya.
Sebagai informasi, perang Israel – Hamas dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober lalu. Serangan itu menewaskan 1.200 warga Israel. Namun hingga saat ini, Israel telah membunuh setidaknya 28.000 masyarakat Palestina dan semakin mengkhawatirkan dunia internasional.
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) meluncurkan platform RumahQu sebagai bagian dari upaya mendukung percepatan…
Sudah 20 tahun lamanya tsunami Aceh yang sangat mematikan terjadi. Peristiwa yang memakan banyak korban…
MAROS - Oknum polisi berinisial Ipda RN yang mesum dengan istri orang, kini ditahan di…
JAKARTA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid berharap Presiden…
Bencana banjir melanda Kabupaten Kabupaten Mendailing Natal, Provinsi Sumatera Utara menyebabkan sebanyak 80 KK dari…
Sebanyak 15.807 narapidana di seluruh Indonesia mendapatkan remisi khusus (RK) dalam rangka Natal 2024 dari…