HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan segera melakukan pemungutan suara pada Selasa 20 Februari mendatang untuk membahas permasalahan gencatan senjata kemanusiaan dalam perang Israel – Hamas.

Pemungutan suara ini adalah hasil dari desakan negara Aljazair. Negara yang terletak di Afrika Utara itu mengatakan bahwa para dewan harus melakukan pemungutan suara agar hasilnya dapat diadopsi.

Resolusi Dewan Keamanan PBB pun memerlukan setidaknya sembilan suara setuju, dan tidak ada veto dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, atau Rusia.

Namun, muncul sinyal bahwa negara Paman Sam itu akan memberikan masalah terhadap rencana gencatan senjata, dari Duta Besar AS PBB, Linda Thomas.

“Amerika Serikat tidak mendukung tindakan terhadap rancangan resolusi ini. Jika resolusi tersebut dihasilkan melalui pemungutan suara sebagaimana dirancang, maka resolusi tersebut tidak akan diadopsi,” kata Linda Thomas-Greenfield, dikutip Holopis.com, Minggu (18/2).

Seperti diketahui, Washington memang melindungi sekutunya, Israel, dari tindakan PBB. AS juga sudah memveto tindakan DK PBB sejak 7 Oktober lalu.

AS juga sempat abstain sehingga bisa membuat PBB mengadopsi resolusi untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menyerukan jeda kemanusiaan.

Amerika Serikat mengaku khawatir bahwa rencana itu justru akan merusak kesempatan untuk menyudahi permusuhan berkelanjutan.

“Sangat penting bagi pihak-pihak lain untuk memberikan kesempatan terbaik bagi keberhasilan proses ini, daripada memaksakan tindakan yang justru menempatkannya, dan peluang bagi resolusi permusuhan yang berkelanjutan dalam bahaya,” kata Thomas-Greenfield.

Sekedar mengingatkan kembali, perang Gaza dimulai saat kelompok militan Hamas menyerang Israel di tanggal 7 Oktober dan menewaskan 1.200 orang di sana. Mereka juga menyandera 253 orang Israel. Namun sejak Israel membalas serangan tersebut, saat ini sebanyak 28.000 masyarakat Palestina meninggal dunia.