HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bahwa kinerja investasi Indonesia menunjukkan adanya peningkatan. Hal itu tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada 2023 yang sebesar 4,4% secara tahunan (yoy).
“Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN), aktivitas belanja modal pemerintah, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan sektor swasta turut andil menjaga kinerja positif investasi,”kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi yang dikutip Holopis.com, Kamis (8/2).
Selain itu, kondisi infrastruktur yang semakin meningkat, kinerja ekonomi makro yang sangat baik, serta stabilitas sosial politik yang terjaga menjadi faktor utama menjaga keyakinan pelaku usaha untuk berinvestasi.
Selanjutnya, ekspor riil pada triwulan IV 2023 juga tumbuh positif di angka 1,64% dan 1,32% secara tahunan, didorong oleh meningkatnya ekspor barang migas dan jasa serta peningkatan jumlah wisatawan mancanegara.
Kemudian volume ekspor nonmigas, ekspor kendaraan dan bahan bakar mineral juga turut tumbuh disepanjang tahun 2023. Di sisi lain, impor barang pada triwulan IV 2023 masih terkontraksi sebesar 1,65% secara tahunan.
Di sisi produksi, pertumbuhan positif juga tercatat di seluruh sektor lapangan usaha baik di triwulan IV 2023 maupun di sepanjang tahun 2023. Kontributor terbesar dari pertumbuhan tersebut adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, dan pertambangan.
Sementara itu, peningkatan mobilitas masyarakat juga telah mendorong pertumbuhan sektor transportasi sepanjang tahun 2023. Sejalan dengan itu, sektor akomodasi dan makan minum juga tumbuh positif sebesar 10,01% secara tahunan.
Penyelenggaraan berbagai acara baik level nasional maupun internasional mendorong daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata. Peningkatan mobilitas juga dipengaruhi oleh musim liburan nataru dan persiapan penyelenggaraan pemilu.
Secara spasial, meskipun seluruh wilayah mencatatkan pertumbuhan positif, namun wilayah berbasis hilirisasi masih terus mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional, seperti Sulawesi, wilayah Maluku dan Papua tumbuh tinggi masing–masing 6,37% dan 6,94%.
“Hal ini didorong oleh produk-produk hilirisasi mineral. Hal serupa juga terjadi di Wilayah Kalimantan, Jawa dan Sumatera,” ujar Sri Mulyani