HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), Ahmad Fahmi membagikan perspektif tentang bagaimana agar anak-anak muda bisa bangkit dan maju untuk kebaikan bangsa dan negara.
“Ada beberapa syarat untuk memenuhi sebelum adanya kebangkitan, kalau tidak ada, ini tidak akan terbangun,” kata Ahmad Fahmi dalam Diskusi Internasional dengan tema ‘Diskusi Asian Renaissance dalam Konteks Intelektual Muda’ yang digelar di Sekretariat Pengurus Besar SEMMI, Matraman, Jakarta Pusat, Rabu (31/1) seperti dikutip Holopis.com.
Kemudian, Ahmad Fahmi memberitahu syarat-syarat sebelum kebangkitan tersebut dalam Islam. Syarat pertama adalah bagaimana pemuda Islam memiliki hati nurani yang baik dalam perspektif Islam.
“Islam menyebutkan, kita ini mempunyai satu sifat yaitu hati nurani. Kita bicara peperangan dalam konteks sejarah, nah hari ini kita tengok kekejaman yang berlaku, puluhan ribuan korban di depan mata kita. Nah, ini kalau kita tidak mempunyai hati nurani, berarti kita sudah tidak mempunyai rasa empati,” ucapnya.
Kemudian, ia pun memberikan salah satunya contoh yang jauh berada di luar Indonesia, yakni Palestina. Bagaimana kondisi masyarakat di Gaza khususnya yang sampai saat ini masih mengalami tindakan genosida dari tentara zionis Isral. Begitu juga dengan negara-negara lainnya.
“Ini bicara tentang jauh di Palestina, pada negara-negara lain,” sambungnya.
Selanjutnya ia pun, mengatakan syarat lainnya yakni kreativitas. Menurut Fahmi, anak muda harus memiliki ide dan gagasan serta perspektif yang baik untuk kemajuan dan kebangkitan Islam.
“Yang kedua yang kita bicarakan, tentang anak-anak muda, ide yang terpandu (terarah), ini yang selalu kita sebut ide pendorong bagaimana anak-anak muda itu mempunyai jati diri, mempunyai perspektif,” tuturnya.
Lantas, syarat ketiga adalah mau aktif turun ke lapangan untuk menggerakkan ide-ide kebangkitan yang ia maksud. Dengan begitu, pemuda bisa mengetahui secara pasti apa yang telah menjadi kebutuhan di masyarakat.
“Yang ketiga, dalam konteks ini mau tidak mau, kita pergi ke elemen praktik atau elemen yang turun kelapangan,” papar Fahmi.
Selanjutnya, Ahmad Fahmi menyebut syarat keempat atau yang terakhir adalah bagaimana anak muda mampu memahami struktur negaranya hingga sejarah peradaban yang pernah ada. Dengan memahami itu, maka anak muda akan bisa mendapatkan formasi yang tepat untuk mewujudkan kebangkitan Islam tanpa adanya pertentangan yang berarti.
“Kita melihat bagaimana tradisi yang ada. Mungkin tidak dipandu dengan budaya, tapi saya pikir bagaimana suatu negara kita ini bisa menjadikan negara, nah ini yang dicamkan,” pungkasnya.