Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Isu pemakzulan Presiden Jokowi (Joko Widodo) semakin santer digaungkan oleh beberapa tokoh dan kelompok pergerakan, termasuk Petisi 100 dan lain-lain.

Merespons hal tersebut, Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis menilai bahwa upaya pemakzulan Jokowi hanya sebatas gimmick politik atau hanya sekadar main-main belaka. Sehingga, ia berpandangan, hal itu tidak perlu ditanggapi dengan serius, hanya buang-buang waktu saja.

“Itu cuma gimmick untuk mencari perhatian, main-main saja. Tinggal tidur saja, karena buang-buang energi kalau ditanggapi dan direspons,” kata Margarito dalam keterangannya, Selasa (30/1) seperti dikutip Holopis.com.

Menurutnya, hembusan yang dilakukan oleh Kelompok Petisi 100 itu, saat pertemuannya dengan Menko Polhukam yang juga kandidat calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03 itu, ‘barang’ akan layu sebelum berkembang. Alasannya, karena tidak ada elemen kunci yang akan melaksanakan upaya tersebut, teramsuk DPR RI maupun MPR.

Selain itu, elemen kunci yang juga bisa merealisasikan pemakzulan maksud adalah kekuatan tokoh-tokoh politik seperti Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan lain-lain.

“Kalau mereka semua merespons dan bertemu, baru bisa jalan ini ‘barang’, karena ada elemen kuncinya. Tapi kan ini tidak ada tokoh partai politik yang merespon, yang bisa meneruskan ke DPR menjadi sebuah laporan,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Margarito juga menilai tidak ada tafsir yang bisa dijadikan alasan mereka untuk memakzulkan Presiden Jokowi, sehingga usulan tersebut tidak akan berpengaruh apa-apa.

Coba tunjukkan ke saya tafsir apa yang dipakai, tindakan kritis mana dari tindakan presiden yang bisa dijadikan alasan, tidak ada. Makanya saya bilang ini main-main, tinggal tidur saja, tidak perlu direspons,” ujar Margarito.

Margarito mengatakan kalau dirinya kebetulan sedang melakukan riset mengenai impeachment itu, sehingga paham persoalan tersebut. Dalam situasi sekarang, apalagi menjelang Pemilu 2024 yang tinggal beberapa hari lagi, kata dia, upaya pemakzulan menjadi barang mati, yang tidak bisa dimainkan, sehingga tidak perlu dibicarakan.

“Seperti saya katakan tadi, kalau mau serius bicara impeachment, harus ada elemen kunci impeachment. Apa elemen kunci itu, ya politik, itu senjata politik. Tapi saya melihat elemen kunci tidak tercukupi, tidak tersaji sejauh ini,” pungkasnya.