HOLOPIS.COM, JAKARTA – Salah satu Mahasiswa ITB memberikan keluhannya untuk sistem bobrok yang dilakukan pihak kampus, yang menyarankan Mahasiswanya untuk pinjaman online demi membayar UKT semesteran.

Sebagai seorang Mahasiswa memang selayaknya untuk kritis terhadap kebijakan yang diterapkan pihak universitas apakah itu masuk akal atau tidak, hal tersebut dilakukan oleh pemuda yang merupakan Mahasiswa ITB yang menuturkan bahwa kampusnya sedang memiliki sistem yang tidak berkeadilan.

“Semua orang harus tahu kalau ITB sedang menerapkan sistem yang tidak berkeadilan saat ini,” tuturnya dalam video dikutip Holopis.com dari akun TikTok @bosenajadirumah.

Menurutnya, sebagai mahasiswa yang sangat aktif untuk mempromosikan kampusnya tersebut, bahkan sampai sudah menjajaki ratusan SMA, bahkan sampai ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), serta menggunakan narasi yang bagus dalam promosinya.

“Sebagai mahasiswa yang sudah roadshow ke ratusan SMA, bahkan di daerah 3T, kami mahasiswa ITB, selalu mempromosikan ITS dengan narasi ‘yang penting masuk ITB aja dulu’ dan ‘jangan khawatir dengan biaya’, lalu ‘ITB gak mungkin dropout mahasiswanya karena kekurangan biaya,” ujarnya.

Namun, sistem sekarang mulai berubah, hal tersebut telah dimulai sejak tahun lalu, dimana mahasiswa ITB yang seharusnya mendapatkan akses yang mudah untuk membayar UKT, sekarang malah dipersulit untuk melakukan cicilan.

“Akan tetapi hal tersebut mulai berubah dimulai dari tahun lalu, mahasiswa dipersulit melakukan cicilan dalam membayar UKT,” ucapnya.

Bahkan, ketika mahasiswa ingin melakukan banding dengan pejabat kampus sering ditolak, serta mahasiswa harus membayar UKT terlebih dahulu untuk bisa melanjutkan kuliah tanpa adanya penangguhan yang dilakukan.

“Banding UKT yang sering ditolak, dan puncaknya pada semester ini, mahasiswa harus membayar UKT untuk bisa melanjutkan kuliah tanpa penangguhan terlebih dahulu,” pungkasnya.

Mirisnya lagi, apabila ada mahasiswa yang tidak dapat membayar, mereka dipaksa untuk cuti dan pihak kampus malah menyarankan kepada mahasiswanya untuk melakukan pinjaman online dengan bunga untuk membayar UKT.

“Jika tidak membayar harus cuti dan mirisnya lagi mahasiswa disarankan oleh kampus untuk melakukan pinjaman online untuk membayar UKT tersebut, dengan jumlah bunga kurang lebih 20% per tahunnya, yang harus dilunaskan pada masa perkuliahan,” imbuhnya.

Ironinya, hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan amanat UU RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi yang mengatakan untuk memberikan pinjaman dana tanpa bunga, dan dapat membayar lunas ketika lulus kuliah.

“Hal ini kontras jika dibandingkan dengan amanat UU RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi untuk memberikan pinjaman dana tanpa bunga yang dapat dilunaskan setelah lulus kuliah, sebagai bagian hak dari mahasiswa, IRONIS BUKAN!,” sambungnya.

Sementara, pemuda dalam video mengatakan ingin ITB kembali kepada sistem yang dulu, sistem yang tidak mempersulit mahasiswanya untuk membayar UKT dan tidak pusing memikirkan hal tersebut.

“Kami ingin untuk ITB kembali ke sistem yang dulu, dimana mahasiswa bisa berkuliah tanpa perlu memusingkan cara membayar UKT, sekian,” pungkasnya.