HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua DPP PDIP, Puan Maharani mengaku heran dengan jargon politik yang digunakan oleh PSI (Partai Solidaritas Indonesia) jelang Pemilu 2024.
Saat bertemu dengan relawan di Madura, Jawa Timur pada Senin (22/1), mulanya Puan meminta kepada seluruh kader PDIP agar tetap semangat menghadapi Pemilu 2024 meski ada isu mengenai loyalitas.
“Solid! Bukan solid partai lain ya. Boleh warna seragam sama-sama merah, tapi beda lah. Kita berjuang bertahun-tahun, mengalami menang-kalah,” seru Puan dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (23/1).
Puan pun mengaku kesal ketika ada partai yang selalu mengklaim paling mengenal Presiden Jokowi, termasuk keberhasilan Pemerintahan saat ini berkat bantuan mereka.
Padahal, Puan pun mengungkap pamrih yang telah dilakukan PDIP terhadap Jokowi pun tidak serta merta membuat mereka dianggap keluarga.
“Di jalan banyak baliho yang mengklaim ‘Partai anu adalah Jokowi’, apa iya? 10 tahun bersama kita aja nggak dianggap keluarga. Ini baru sebentar udah ngaku paling dekat,” klaimnya.
Meskipun dalam politik tidak ada pertemanan abadi, Puan kemudian malah menyinggung etika yang seharusnya tetap digunakan.
“Politik itu kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan. Tapi ya ojo ngono, etika itu ada,” ucapnya.
Meski begitu, Puan pun sesumbar bahwa partai mereka saat ini adalah partai yang besar akibat pengabdian para kadernya
“Berpolitik itu pengabdian. Bapak ibu ada yang maksa tidak masuk PDIP? Tidak kan. Masuk sendiri, keluar juga sendiri. Jadi jangan takut, kita itu banyak tidak sendirian. Partai kita partai besar,” tutur Puan disambut teriakan semangat dari para kader.
“Kita bukan lebih hebat, tapi kita lebih banyak. Se-Indonesia itu kita paling banyak. Keluarga besar PDIP. ‘Mereka’ khawatir sama kita,” lanjutnya.