HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi menyindir ulah para petani yang tidak banyak berteriak di saat harga gabah yang sedang mengalami peningkatan hingga mencapai Rp Rp 7.800

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat bantuan kepada petani gagal panen di wilayah Grobogan, Jawa Tengah.

“Tapi sekarang ini pertanian, petani para petani senang, harga gabahnya, dipikir saya nggak tahu. Tapi kalau harga gabah naik itu pada diem aja gitu,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (23/1).

“Dulu saya ingat tiga tahun lalu harga gabah masih Rp 4.300, Rp 4.200 sekarang Rp 7.800, Rp 7.600,” sambungnya.

Jokowi pun menyebut, kebahagian para petani itu menjadi dilema bagi dirinya karena masyarakat yang justru merasa terbeban dengan kenaikan harga tersebut.

“Tapi kalau harga gabahnya sudah Rp 7.800, berasnya berapa? Penjenengan senang, tapi masyarakatnya, saya yang disemprot,” ungkapnya..

Jokowi lantas berbicara tentang upaya pemerintah menjaga keseimbangan antara petani dan pemerintah agar sama-sama senang. Namun, menurutnya, hal itu tidaklah mudah. Jokowi lalu menyatakan posisi pemerintah yang serba salah.

“Nggeh mboten? Itulah yang kadang-kadang ingin kita jaga, petani ya senang, masyarakat yang membeli beras juga senang. Itu pemerintah tidak mudah menjaga keseimbangan dua-duanya bisa senang. Kalau sekarang petani senang, yang beli yang,” ungkapnya.

“Menjadi pemerintah itu kalau maju dimarahi, kalau mundur juga dimarahi, ke timur dimarahi, ke barat dimarah. Tapi nggeh ya memang itu tugas pemerintah, menyelesaikan persoalan, mencarikan solusi,” tuturnya.