Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menurut Rizky Purnomo Adji Churmawan bahwasanya ADHD tidak ada sangkut pautnya dengan sosial media, itu cuma akan membuat faktor pendukung terjadinya impulsive pada pengidap ADHD tersebut.

Dikutip dari Laman YouTube Holopis Channel, Jumat (19/1), ADHD memang murni secara total faktor bawaan yang terjadi kelainan pada otak, tidak ada pengaruh dari sosial media pada masa sekarang ini.

“Kalau untuk ADHD, itu kan memang bawaan. Jadi ga ada pengaruhnya tuh ke sosial media,” katanya.

Namun, sosial media dapat menjadi faktor yang mendukung munculnya sifat-sifat ADHD, seperti impulsive dan mudah untuk teralihkan karena terlalu banyak informasi yang diserap.

“Tapi, sosial media itu memunculkan sifat-sifat yang sama kaya ADHD, contohnya impulsive, ini yang tidak bisa konsentrasi karena terlalu banyak informasi, terlalu banyak informasi untuk anak-anak gen Z saat ini,” ujarnya.

Hal tersebut memang didukung dari kehidupan masa kini yang informasi apapun sangat mudah didapatkan.

“Kita ga perlu lagi mencari informasi, kita tinggal google aja, apapun yang kita cari tau pasti dapet gitu,” ujarnya.

Sementara, dibalik banyaknya informasi yang bisa didapatkan, itu yang membuat kita juga jadi sulit untuk mengetahui informasi mana yang penting dan tidak.

“Tapi yang masalahnya adalah pengolahan informasinya yang kadang kita kurang gitu, karena makin banyak informasi yang kita dapat, kita ga tau nih mana yang penting, mana yang engga gitu,” ucapnya.

Sambungnya lagi, Rizky mengatakan contoh sederhana yang terlihat sudah terjadi pada zaman sekarang ini, yang dengan sangat mudahnya kita untuk berbelanja barang yang kita inginkan di sosial media.

“Kemudian yang impulsive tadi, kaya zaman dulu mungkin kita ketika ingin membeli sesuatu, kita harus datang ke tokonya gitu, sekarang cuma tinggal searching beberapa platform kita udah dapet, dan itu membuat kita jadi impuls buyying,” sambungnya.

Makanya, lebih jauh lagi, Rizky menyebut memang mencari ciri gejala ADHD, namun kenyataannya itu bukan ADHD.

“Hal-hal seperti itu yang mirip sebenernya seperti gejala ADHD, tapi bukan ADHD gitu,” katanya.