HOLOPIS.COM, JAKARTA – Putra Abu Bakar Ba’asyir, Abdul Rochim merespon penolakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto atas dukungan ayahnya kepada Anies Baswedan di Pilpres mendatang.

Abdul Rochim menganggap, Hasto Kristiyanto tidak bersikap dewasa dalam berpolitik sehingga melarang ayahnya mendapatkan hak politik dalam mendukung pasangan capres tertentu.

“Seharusnya beliau-beliau mempunyai kesadaran yang lebih besar, bahwasanya dalam berdemokrasi semua orang punya hak untuk punya pilihan itu. Punya hak tidak perlu orang lain diancam-ancam, oh dengan ini mungkin Ustaz Abu Bakar Ba’asyir mantan teroris lah,” kata Rochim dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (18/1).

Terlebih menurut Abdul Rochim, ajakan PBNU yang didukung oleh TPN Ganjar-Mahfud itu seharusnya tidak diucapkan oleh kalangan timses.

“Ini bentuk ketidakdewasaan dalam berdemokrasi, sayang sekali mereka-mereka pengurus partai, tim pemenangan, tapi tidak dewasa dalam berdemokrasi. Menunjukkan kekanak-kanakan lah di dalam demokrasi, seharusnya tidak begitu,” ujarnya.

Dia juga mempertanyakan apa sebab ucapan ayahnya yang merupakan pimpinan teroris Jamaah Islamiyah bisa menuai komentar negatif

“Kenapa menghalangi Ustaz Abu Bakar Ba’asyir untuk punya pilihan, kenapa? Apa beliau nggak boleh? Sama-sama WNI, sudah keluar dari penjara, sudah menjadi warga biasa punya hak, kenapa harus dikomentari negatif,” klaimnya.

Sebelumnya diberitakan, PDIP ikut menanggapi pernyataan dari Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang menghimbau warga NU untuk tidak memilih calon presiden yang didukung Abu Bakar Bas’yir.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto pun menegaskan bahwa memang tidak pantas jika seorang calon presiden mendapatkan dukungan dari seorang mantan napi terorisme.

Padahal, sebelumnya PDIP diketahui bakal menjalin koalisi dengan pihak Anies Baswedan untuk melawan pemerintahan Jokowi dan melawan calon presiden nomor urut 2.

“Iya itu setuju dengan gus Ipul. Top itu Gus Ipul,” kata Hasto, Rabu (17/1).