Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pedangdut Inul Daratista tak terima pajak hiburan karaoke di Jakarta resmi naik menjadi sebesar 40%. Melalui unggahan Instagramnya, Inul mengungkapkan rasa protesnya dan perasaannya untuk ingin menangis.

“Oalah terserah pak, tetap 40%. Mau ketawa nadanya sudah fals, mau nangis intonasinya dah burik nggak bisa terbaca semua,” kata Inul di akunnya @inul.d, dikutip Holopis.com, Rabu (17/1).

Inul mengaku merasa berat dan bingung mau membayar tingginya pajak tersebut dari mana. Akibat pajak yang ia nilai terlampau tinggi itu, Inul mengatakan ia sudah tidak mau lagi berbisnis.

“Udah nggak perlu bisnis-bisnis, bubar, repot amat, 5000 pegawai plus anak istrinya yang ikut makan gajinya, total 20.000 orang yang nggak bisa makan enak udah,” kata Inul.

Ternyata, Inul mengaku bahwa usaha karaokenya yang sudah berjalan 17 tahun itu tidak terlalu memberikannya keuntungan yang besar. Malah, Inul mengatakan keuntungan bisnisnya itu sebagian besar untuk para karyawannya.

“Aku juga nggak pusing, untung nggak! 17 tahun berjuang untungnya (bisnis) cuma bisa ngasih makan orang, untuk cuan nggak ada samsek, malah 40% (pajaknya),” protes Inul.

Wanita yang dikenal dengan goyang ngebor itu pun merasa pilu akibat usaha belasan tahun yang sudah ia rintis malah tidak mendapatkan apresiasi apa-apa dari pemerintah.

“Masih nunggu hasil (judicial review). Silahkan menghalu, biar saya tidur. Saya tunggu insentifnya pak, sebab 17 tahun saya bangun usaha, dapat capek nggak ada apresiasinya dari pemerintah, tidur ayo tidur, besok lanjut lagi,” ucapnya.

Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah resmi menetapkan pajak barang dan jasa tertentu (PBJT) atas kategori hiburan, seperti diskotek, hiburan malam, hingga spa naik menjadi 40% mulai tahun 2024.

Ketetapan itu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1/2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang diteken oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono pada 5 Januari 2024 lalu.