HOLOPIS.COM, JAKARTA – Impor beras Indonesia di sepanjang tahun 2023 terbilang cukup jumbo, hingga memecahkan rekor impor beras tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka impor beras selama 2023 menembus angka 3,06 juta ton, atau melonjak 613,61 persen bila dibanding tahun 2022 yang hanya sebesar 429,21 ton.

“Selama 5 tahun terakhir, impor beras di tahun 2023 ini merupakan yang terbesar, yakni sebesar 3,06 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 613,61 persen dibandingkan tahun 2022,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (15/1) yang dikutip Holopis.com.

Berdasarkan data paparannya, impor beras selama tahun 2023 didominasi oleh semi miled or wholly milled rice atau HS 10063099 yang sebesar 2,7 juta ton, dengan share sebanyak 88,18 persen.

Adapun berdasarkan negara asalnya, impor beras Indonesia sepanjang 2023 terbanyak dari Thailand, yakni sebanyak 1,38 juta ton, atau mencakup 45,12 persen dari total impor beras.

“Kemudian diikuti Vietnam sebesar 1,1 juta ton atau 37,47 persen dari total impor beras sepanjang tahun 2023,” terangnya.

Selain kedua negara itu, impor beras Indonesia juga berasal dari Pakistan, yang sebanyak 309 ribu ton atau 10,10 persen. Ada pula dari Myanmar sebanyak 141 ribu ton atau 4,61 persen.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memastikan, bahwa importasi beras masih akan berlanjut di tahun 2024 ini.

Dia beralasan, impor beras dilakukan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri kala hasil penen petani masih rendah di semester pertama tahun ini.

“Kita tidak bisa menunggu stok habis sehingga perlu antisipasi agar stabilitas pangan tetap terjaga. Jadi kita perlu siapkan beberapa bulan ke depan. Apalagi dampak El Nino terhadap penurunan produksi itu, baru terasa dua atau tiga bulan berikutnya,” kata Arief, Senin (8/1).

Di sisi lain, impor beras itu juga dilakukan untuk memastikan penyaluran bantuan sosial (bansos) pangan terus berlanjut, yang digulirkan pemerintah guna menjaga daya beli masyarakat.

“Nah, pada saat yang sama kita juga terus menggulirkan bantuan pangan beras sebagai bantalan sosial bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk mengendalikan inflasi,” ujarnya.