IHSG Ditutup Loyo Meski Neraca Dagang RI Kembali Catatkan Surplus

IHSG
Ilustrasi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). [Foto : Ist]

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (15/1), meskipun ada sentimen positif dari dalam negeri berupa neraca perdagangan Indonesia yang kembali mencatatkan surplus selama 44 bulan beruntun.

Berdasarkan data yang dihimpun Holopis.com dari Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup melemah 0,24% ke posisi 7.224.

Tercatat, nilai transaksi pada pasar saham hari ini mencapai sekitar Rp10 triliun dari sekitar 18 miliar saham yang diperdagangkan. Adapun belasan miliar lembar saham itu berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali pada perdagangan hari ini.

Adapun pada perdagangan hari ini, sebanyak 256 saham mengalami kenaikan, 284 saham anjlok, dan 235 saham tidak mengalami perubahan alias stagnan.

Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi sektor dengan penurunan paling tajam pada hari ini, yakni sebesar 0,76%. Namun, sektor transportasi dapat menahan koreksi IHSG, yakni sebesar 3,01%.

Selain itu, beberapa saham juga memperberat (laggard) IHSG pada hari ini, dimana diantaranya terdapat saham Prajogo Pangestu, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Kedua saham itu bahkan menjadi top laggard IHSG pada hari ini, dengan pelemahan masing-masing sebesar 9,27% dan 5,74%.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus sebesar US$ 3,3 miliar pada Desember 2023. Surplus ini jauh lebih besar dibandingkan US$ 2,41 miliar pada November 2023.

Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 44 bulan berturut-turut, sejak Mei 2020 lalu.

Namun secara kumulatif, total surplus Indonesia pada periode di sepanjang tahun 2023 yang sebesar US$ 36,93 miliar, lebih rendah US$ 17,52 miliar atau 33,46% jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Exit mobile version