HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perang antara Israel dan Hamas sudah berjalan selama 100 hari. Hari-hari yang suram itu pun sudah banyak menyaksikan kematian warga tak berdosa di Gaza, sementara puluhan sandera masih menunggu kebebasan mereka.
Saat ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sekitar 85 persen penduduk di wilayah itu (Gaza) sudah meninggalkan rumah mereka dan pergi mengungsi.
“Penyakit menyebar seiring dengan berjalannya waktu menuju kelaparan,” demikian disampaikan Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), dikutip Holopis.com, Senin (15/1).
Sementara itu, para pengungsi yang harus meninggalkan rumah mereka terpaksa berjuang untuk sekedar mendapatkan makanan, air, serta perawatan medis yang sangat mereka butuhkan.
“Sudah 100 hari berlalu, dan situasi kami sangatlah buruk” demikian disampaikan salah satu pengungsi bernama Rafah kepada awak media di sana, dikutip Holopis.com, Senin (15/1).
Sebelumnya diberitakan Holopis.com bahwa PM Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel tidak akan berhenti melakukan serangan di Palestina sebelum mereka benar-benar berhasil menghabiskan Hamas.
Israel menuding bahwa Hamas sengaja berada di sekitar masyarakat agar menjadikan warga tak berdosa sebagai tameng mereka.
Israel Menolak Disebut Sebagai Pelaku Genosida
Israel menolak disebut sebagai pelaku genosida terhadap masyarakat Palestina. Mereka mengatakan bahwa tudingan genosida itu adalah fitnah. Kalimat itu keluar ketika Afrika Selatan mengajukan kasus darurat ke Mahkamah Agung internasional.
Afrika Selatan menilai bahwa Israel telah melanggar Konvensi Genosida PBB yang ditandatangani pada tahun 1948 tepatnya setelah Holocaust.
“Tidak Afrika Selatan, bukan kami yang melakukan genosida, tetapi Hamas,” demikian disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Netanyahu pun mengklaim bahwa yang mereka lakukan saat ini adalah sebuah perang membela diri atau defensif.