HOLOPIS.COM, JAKARTA – Muhaimin Iskandar merespon sikap Khofifah Indar Parawansa yang lebih memilih mendukung pasangan Prabowo-Gibran ketimbang dirinya.
Pria yang tersangkut kasus korupsi ‘durian gate’ itu menyebut, pilihan politik yang telah ditentukan Khofifah adalah hak demokrasi yang dijamin oleh Negara.
“Itu hak demokrasi masing-masing,” kata Muhaimin dalam pernyataannya pada Rabu (10/1) yang dikutip Holopis.com.
Muhaimin yang belakangan pernah diperiksa terkait kasus korupsi sistem proteksi tenaga kerja di Kemenakertrans ini pun mengklaim sudah memprediksi bahwa dirinya tidak bakal didukung oleh Khofifah.
“Kita sudah tahu sudah lama, bahkan Pemilu 2019 di Jatim beda Khofifah sama PKB. Jadi bukan hal baru,” ucapnya.
Selain itu, Cak Imin juga menyinggung perbedaan sikap politik PKB dengan Khofifah yang terjadi sejak tahun 2019 lalu.
“PKB kan dukung yang lain dalam pilgub, tapi Khofifah juga tidak mendukung PKB di 2019. Artinya nggak memengaruhi apa-apa,” ujarnya.
Cak Imin kemudian berusaha berbesar hati dengan menyebut pihaknya masih akan bertahan di Jawa Timur meski tidak mendapatkan dukungan dari Khofifah.
“Optimis PKB tetap unggul, suaranya terbanyak di Jatim, dan itu daya tahannya kuat, sehingga tidak ada urusannya,” klaimnya.
Sebelumnya diberitakan, Khofifah Indar Parawansa akhirnya secara resmi telah menyatakan siap untuk mendukung dan memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pemilihan Presiden Februari mendatang.
Khofifah pun menegaskan, sikapnya ini sebagai janji yang telah disampaikannya pada akhir tahun 2023 lalu. Dirinya pun saat ini sudah merasa mantap untuk mendukung pasangan calon nomor urut 2 tersebut.
“Insyaallah saya sudah siap, sesuai janji saya Januari awal sepulang saya umrah. Saya menyampaikan posisi dukungan saya dan saya mendukung paslon 02,” kata Khofifah, Rabu (10/1).
Mantan Menteri Sosial itu juga berjanji akan siap untuk menjadi jurkamnas dan berkeliling Jawa Timur demi memenangkan Prabowo-Gibran.
“Saya siap jadi jurkamnas dan siap masuk TKN,” tegasnya.