HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bencana banjir di pesisir Kota Jakarta diprediksi bakal semakin parah dan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto bahkan mengungkapkan, akibat dari banjir tersebut bakal membuat kerugian ekonomi yang jumlahnya terbilang fantastis.
“Estimasi kerugian ekonomi secara langsung akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun,” kata Airlangga dalam pernyataannya pada Rabu (10/1) seperti dikutip Holopis.com.
Angka itu sendiri diperkirakan akan terus membengkak setiap tahunnya apabila tidak ada penanganan serius terhadap banjir di Jakarta.
“Dapat meningkat terus setiap tahunnya hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depannya,” imbuhnya.
Ketua Umum Partai Golkar itu juga menyebut, ada kemungkinan juga kerugian ekonomi secara tak langsung serta potensi kehilangan kesempatan yang jauh berlipat ganda dari angka kerugian awal.
Oleh karena itu, proyek Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) yang sudah ditentukan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) diharapkan bisa menjadi solusi utama penanganan banjir Jakarta tersebut.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian PUPR, untuk proyek di Jakarta, ada tiga tahapan atau fase pembangunan.
Fase pertama dimulai dengan pembangunan tanggul pantai dan sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah Pesisir Utara Jakarta.
Kemudian fase kedua, pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2030.
Fase ketiga, pembangunan tanggul laut pada sisi sebelah timur pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2040.
Apabila penurunan tanah tetap terjadi setelah tahun 2040, maka konsep Tanggul Laut Terbuka akan dimodifikasi menjadi Tanggul Laut Tertutup.