HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengklaim bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras yang dikeluarkan pemerintah efektif dalam menurunkan angka inflasi.
Selain itu, bansos beras yang diberikan sebanyak 10 kilogram kepada para keluarga penerima manfaat (KPM) setiap bulannya tersebut juga diklaim mampu menekan harga beras yang melonjak tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, bahwa harga rata-rata beras medium di semua provinsi per 7 Januari 2024 berada di level Rp13.240 per kg.
“Harga ini dapat dikatakan mulai merata dan tidak melambung semakin tinggi, jika dibandingkan terhadap harga rata-rata semua provinsi beras medium pada 1 Oktober 2023 yang tercatat pada Rp 13.220 per kg,” kata Arief dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (9/1).
Dia menuturkan, terkendalinya harga beras di pasaran seiring dengan penyaluran bansos pangan berupa beras yang mulai digulirkan kembali pada September 2023 lalu.
Adapun perihal klaim Bapanas yang menyatakan bansos pangan efektif untuk menekan laju inflasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut inflasi 2023 secara tahunan atau year on year (yoy) berada di angka 2,61 persen. Angka ini memang lebih rendah dari inflasi tahun sebelumnya yang sebesar 5,51 persen.
Arief mengatakan, bansos pangan berupa beras ini merupakan upaya pemerintah dalam hal pemenuhan pangan bagi masyarakat berpendapatan rendah.
Sebab hal itu, lanjut Arief, berkaitan erat dengan upaya pemerintah dalam menahan laju kenaikan harga beras dan kemampuan daya beli masyarakat yang turut mempengaruhi inflasi.
Oleh karena itu, Arief menyampaikan bahwa pemerintah tetap melanjutkan bansos beras tersebut di tahun 2024 ini, hingga bulan Maret 2024 mendatang.
“Semuanya untuk stabilisasi pangan sehingga untuk periode Januari sampai Maret 2024 sudah langsung dijalankan bantuan pangan ini,” tukas Arief.
Adapun sepanjang tahun 2023, beras yang telah disalurkan pemerintah untuk bansos pangan ini diketahui sebanyak 1,4 juta ton. Pemerintah juga mengeluarkan 1,1 juta ton beras untuk operasi pasar, atau yang saat ini disebut program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
