HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab enteng pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan terkait rasio utang yang disampaikan dalam debat ketiga Pilpres 2024 pada hari Minggu (7/1) kemarin malam.
Adapun dalam debat semalam, Anies menyebut bahwa rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang ideal adalah sebesar 30 persen.
Jokowi lantas menuturkan, bahwa pemerintah dalam mengambil segala keputusan, termasuk dalam hal menjaga rasio utang, akan berpegang teguh pada undang-undang sebagai landasannya.
Apabila rasio utang yang ada tidak sesuai dengan angka ideal capres, bagi Jokowi pun tidak ada masalah. Dia pun memasklumi, bahwa itu perihal utang ini menjadi isu yang sangat menarik untuk di bawa ke ranah politik.
“Kita ini di pemerintahan dalam berbangsa dan bernegara itu semuanya mengacu pada undang-undang. undang-undang kan memperbolehkan (rasio utang) sampai maksimal 60 persen,” kata Jokowi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (8/1).
Jokowi lantas menegaskan, bahwa rasio utang saat ini masih di bawah 40 persen terbilang aman bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang rasio utangnya sudah di atas 200 persen.
“Kita juga harus melihat bahwa utang kita di banding dengan GDB itu masih pada kondisi baik dan aman lah, masih di bawah 40 (persen) kan. Ingat di negara besar itu sudah 260 persen, ada yang 220 persen, di tetangga kita ngga saya sebut negaranya ada yang 120, ada yang 66 persen,” jelasnya.
Bagi Jokowi, utang bukan menjadi sebuah masalah apabila sudah mengetahui strateginya. Dia meyakini, apabila utang gunakan untuk hal-hal yang sifatnya produktif, maka utang tersebut pun akan tertutupi dengan mudah.
“Saya kira yang paling penting utang itu harus dipakai untuk kepentingan kepentingan yang produktif, yang bisa memberikan return kepada negara, sehingga negara bisa membayarnya. Kita juga ada kenaikan GDP kita dari tahun ke tahun, periode ke periode, saya kira yang penting itu,” tandasnya.
