Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Korban jiwa gempa Jepang naik menjadi lebih dari 100 orang. Saat ini tim pencarian di Jepang dan dibantu dengan warga, sedang mencari puing-puing pasca gempa. Saat ini, fokus mereka sudah beralih sepenuhnya pada pemulihan jenazah dan pembersihan puing-puing dan kehancuran yang terjadi karena gempa bumi.

“Jumlah korban meninggal akibat gempa berkekuatan 7.5 skala richter pada hari tahun bari di Ishikawa, Honshu, jepang, dipastikan bertambah dan 210 masih belum ditemukan,” kata pihak berwenang yang tidak menyebutkan namanya, dikutip Holopis.com, Sabtu (6/1).

Para petugas mengalami kesulitan akibat cuaca yang buru, dan turunnya salju. Jalan-jalan yang rusak akibat gempa juga ikut mempersulit keadaan. Apalagi, kerusakan di jalanan merupakan belahan-belahan yang menganga sehingga berbahaya.

Sebagai tambahan informasi, Beberapa wilayah di Jepang mengalami kerusakan yang parah akibat gempa ini. Tak hanya membuat banyak orang ketinggalan tempat tinggal, orang-orang juga harus kehilangan akses terhadap listrik dan air bersih.

Sekitar 30.000 rumah tidak mendapatkan aliran listrik, dan 89.900 rumah tak punya air bersih. Sementara itu tim penyelamat di Jepang mengatakan 222 orang hilang, 94 orang meninggal dunia, dan 464 lainnya luka-luka.

Sebagai informasi, Jepang adalah negara yang sering mengalami gempa bumi. Namun kerusakan bisa diminimalisir karena peraturan ketat negara Sakura tersebut terhadap proses pembangunan rumah-rumah yang anti gempa.

Jepang pernah mengalami gempa dahsyat berkekuatan 9.0 magnitudo di tahun 2011 yang mengundang tsunami. Sebanyak 18,500 orang meninggal bencana itu.

Kesulitan tim penyelamat dalam bekerja karena banyaknya kerusakan yang terjadi juga diakui oleh Presiden Jepang, Fumio Kishida. Ia mengatakan bahwa proses penyelamatan ini adalah sebuah perjuangan melawan waktu.

“Pencarian dan penyelamatan mereka yang terkena dampak gempa adalah perjuangan melawan waktu,” demikian dijelaskan oleh Perdana Menteri, Fumio Kishida.