HOLOPIS.COM, JAKARTA – Meskipun umat Kristiani di dunia saat ini sedang merayakan Hari Raya Natal, namun Israel memutuskan untuk tidak beristirahat dan terus memberikan gempuran pantang henti kepada Israel.
Pada hari Senin (25/12), warga Palestina membawa 70 jasad yang sudah dibungkus kain kafan untuk dimakamkan. Sebanyak 70 orang tersebut meninggal dunia akibat serangan udara Israel yang menargetkan Maghazi.
Sementara itu, 23 orang meninggal dunia di kota Khan Yunis, sehingga jumlah korban meninggal dalam satu malam karena serangan udara Israel ada sebanyak 100 jiwa.
“Banyak di antara mereka yang meninggal di Maghazi adalah perempuan dan anak-anak. Delapan orang lainnya tewas ketika pesawat dan tank Israel melancarkan puluhan serangan udara terhadap rumah-rumah dan jalan-jalan di dekat al-Bureij dan al-Nusseirat,” demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra, dikutip Holopis.com, Senin (25/12).
Masyarakat Terus Kehilangan Anggota Keluarga
Masyarakat Palestina pun harus terus-terusan menghadapi kesengsaraan. Mereka harus kehilangan tempat tinggal dan keluarga dekat.
Seorang pria mengatakan serangan udara dari israel terjadi pada pukul 2 pagi. Dinding dan tirai pun langsung menimpa mereka.
“Saya menghubungi anak saya yang berusia empat tahun, tetapi yang saya temukan hanyalah batu,” kata pria yang tak menyebutkan namanya tersebut.
Paus Fransiskus Mengutuk Israel
Kepada seluruh masyarakat, Paus Fransiskus mengatakan dalam pesan natalnya bahwa anak-anak yang meninggal dunia dalam perang, termasuk di Gaza adalah Yesus kecil masa kini. Ia pun mengutuk perang yang memakan banyak korban itu.
“Berapa banyak orang yang tak bersalah dibantai di dunia kita ini. Di dalam rahim ibu mereka, dalam perjalanan putus asa untuk mencari harapan, dalam hidup semua bocah kecil yang masa kanak-kanaknya hancur akibat perang. Mereka adalah Yesus-Yesus kecil zaman ini,” katanya.