HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Partai Buruh, Said Iqbal murka atas insiden kecelakaan kerja yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Di mana saat ada perbaikan tungku smelter, terjadi ledakan dan membuat belasan pekerja meninggal dunia.

Iqbal mengatakan, bahwa hal itu merupakan bagian dari dampak buruk dari investasi Cina di Morowali menyebabkan upah murah dan mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Oleh karena itu, Said Iqbal meminta segera dibuat Tim Pencari Fakta dari Kemnaker RI dan berbagai instansi terkait. Hari ini juga Tim Pencari Fakta harus turun ke lapangan untuk menyelidiki apa yang sesungguhnya terjadi.

“Persoalan K3 sudah terjadi berulang-ulang. Bahkan sampai memakan korban jiwa. Ini tidak bisa dibiarkan,” kata Said Iqbal dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (24/12).

Persoalan K3 menurut Iqbal masih menjadi persoalan yang serius. Apalagi banyak pengusaha dan pemberi kerja mengabaikan aspek keselamatan karyawannya.

“Karena persoalan K3 sudah sering terjadi, kami juga meminta pidanakan pengusaha. Seringnya terjadi kasus, hal itu menunjukkan bukan saja karena kelalaian, tetapi diduga akibat terjadinya pembiaran,” lanjutnya.

Selain itu, Said Iqbal mendesak agar Pemerintah dan pengusaha memberikan santunan kepada yang meninggal dunia, termasuk biaya pemakaman hingga biaya pendidikan anak-anak korban. Begitu pun yang luka-luka, harus ditanggung biaya berobat dan santunan kecelakaan dibiayai Negara

“Penerapan K3 harus benar-benar dipastikan berjalan dan ada sanksi berat bagi yang melanggar,” tegasnya.

Selain itu, Partai Buruh mendesak agar UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja segera direvisi, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Terlebih di UU 1/1970 hanya mengatur sanksi 100 ribu, sehingga tidak memberikan efek jera.

Sementara itu, Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Morowali, Katsaing menyampaikan bahwa insiden tersebut berlangsung pada pagi tadi.

“Pada pukul 05.30 WIB,” kata Katsaing.

Kejadian itu bermula saat para pekerja sedang melakukan perbaikan tungku dan pemasangan plat pada bagian tungku tersebut. Kebakaran itu juga menyulut beberapa tabung oksigen yang ada di sekitar lokasi dan membuat ledakan semakin besar hingga apu melahap bangunan serta sejumlah pekerja.

“Menurut kesaksian karyawan pero silicone PT ITSS sedang melakukan perbaikan tungku,” jelasnya.

Akibat ledakan itu, Katsaing menyebut bahwa ada laporan yang masuk ke pihaknya, bahwa diduga ada belasan orang yang meninggal dunia. Termasuk ada yang kritis, luka berat, maupun luka ringan.

Kasie Humas Polres Morowali, Ipda Abdul Hamid menyampaikan bahwa berdasarkan keterangan yang dihimpun, setidaknya ada 13 orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

“Data sementara 13 orang meninggal,” kata Ipda Abdul Hamid.