HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Habib Muannas Alaidid menyarankan agar KPU RI mempolisikan Roy Suryo.
“Ini @KPU_ID mau melaporkan gak, kita buktikan aja, kalo gak biar kita resmi yang membuat laporan soal dugaan berita bohong RS,” kata Muannas dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (24/12).
Ia menilai bahwa proses hukum ini penting untuk metode pembuktian bahwa apa yang dilontarkan Roy Suryo salah dan berimplikasi pertanggungjawaban di depan hukum.
Apalagi cuitan Roy tersebut sudah sangat membuat gaduh dan meresahkan.
“Sudah gaduh ini. Proses hukum kadang dirasa perlu agar orang tak membuat pernyataan seenaknya,” ujarnya.
Sekaligus sebagai upaya edukasi kepada masyarakat luas agar tidak sembarangan melontarkan hoaks.
“Sekaligus edukasi buat kita semua,” pungkasnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum), Hasyim pun bereaksi terkait dengan apa yang ditudingkan oleh Roy Suryo tentang konteks debat Cawapres 2024 yang diselenggarakan KPU RI pada hari Jumat (22/12) di JCC Senayan, Jakarta Pusat.
Ia menegaskan bahwa tidak ada Cawapres peserta debat yang menggunakan earphone seperti yang dituduhkan Roy di akun Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo1. Sehingga ia pun menyebut bahwa pakat telematika itu dengan sebutan tukang fitnah.
“Debat spontan, enggak mungkin didikte, dengerin bisikan atau baca contekan. Roy suryo memang tukang fitnah,” kata Hasyim dalam keterangannya, Minggu (24/12).
Kemudian, Hasyim pun menegaskan bahwa seluruh Cawapres peserta debat menggunakan perangkat yang sama tidak ada yang dibeda-bedakan, yakni 3 (tiga) buah microphone, baik yang diletakkan di kepala atau bagian pipi, baju berupa clip on, dan microphone yang dipegang secara langsung oleh peserta debat saat paparan perdebatan yang dipandu oleh Alfito Deannova dan Liviana Cherlisa.
Selanjutnya, ia juga menyampaikan bahwa alasan mengapa masing-masing Cawapres menggunakan 3 (tiga) mic tersebut adalah sebagai antisipasi ketika ada mic yang mati saat debat berlangsung.
“Semua cawapres pake alat yang sama. Semua cawapres pake tiga mic untuk antisipasi ada mic yang mati. Bukan ear feeder. Itu mic yang ditempel di pipi dan dicantolin di kuping,” jelasnya.