HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyampaikan bahwa momentum natal seharusnya bisa menjadi jembatan untuk seluruh bangsa Indonesia saling meningkatkan ukhuwah dalam berbangsa dan bernegara di tengah perbedaan.
“Natal kan hari rayanya umat nasrani, kita sebagai umat agama Islam tentu menyambut dengan suka cita dan saling berbagi kasih dengan sesama,” kata Habib Syakur dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (24/12).
Bagi Habib Syakur, perbedaan tidak boleh menjadikan jarak yang terlalu memisahkan dalam kebersamaan. Sebab menurutnya, Tuhan memang sengaja membuat semua umat manusia berbeda-beda agar semua bisa saling asih dan asuh.
“Kita memang tidak bersatu dalam keyakinan agama, syariat dan spiritualitas lainnya. Tapi kita bersatu dalam kebhinnekaan, bersatu dalam keindonesiaan, bersatu dalam kebangsaan,” ujarnya.
Kemudian, Ulama asal Malang Raya ini pun menukil sebuah firmah Allah SWT, yakni di dalam Surat Al Hujurat ayat 13, yang menyebutkan bahwa Tuhan memang menciptakan manusia dalam perbedaan agar bisa saling mengenal dan meningkatkan ketakwaan masing-masing.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti“.
“Di Alquran surat Al Hujurat ayat 13 sudah diterangkan bagaimana Allah menciptakan kita semua berbeda, laki-laki dan perempuan untuk menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa yang berbeda,” terangnya.
Ia pun menekankan bahwa ketika perbedaan yang menjadi ketentuan Tuhan bisa dimaknai dengan baik dan jernih oleh seluruh individu bangsa Indonesia, maka perselisihan karena persoalan primordialisme tidak akan terjadi.
“Pahami bahwa kita sudah ditakdirkan berbeda-beda. Tapi dalam perbedaan itu ada satu misi besar, yakni saling meningkatkan ketakwaan. Siapa yang paling baik di antara kita bukan siapa yang paling berkuasa, tapi siapa yang paling takwa terhadap Tuhannya,” tuturnya.
“Siapa yang paling bertakwa kepada Tuhannya, maka dia sudah otomatis paling mengasihi sesamanya, saling menjaga kehormatan saudaranya yang seiman maupun yang tidak,” sambung Habib Syakur.
Terakhir, ia juga mendorong agar seluruh bangsa Indonesia senantiasa meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Apalagi saat ini juga memasuki momentum Pemilu.
“Jaga persatuan kita, tunjukkan bahwa kita adalah insan Pancasila dan insan Indonesia yang sejati. Jangan hancurkan persatuan hanya urusan beda qunut, beda dzikir dan beda pilihan politik,” pungkasnya.
JAKARTA - Sebagian orang menggunakan pelumas sebagai bagian untuk mengekspresikan aktivitas seksualnya. Penggunaan pelumas juga…
Generasi muda memiliki peran besar dalam mendorong perubahan positif di masyarakat. Melihat potensi besar ini,…
JAKARTA - Kelahiran anak menjadi momentum yang sangat diidam-idamkan oleh semua calon orang tua, khususnya…
JAKARTA - Densus 88 Anti Teror Polri telah melakukan penangkapan terhadap 3 (tiga) orang terduga…
Marcus Rashford saat ini sedang jadi perbincangan hangat menyusul perkataannya yang berencana cabut dari Manchester…
Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha mengunjungi markas Unggul FC Malang di Unggul Sport Center…