yandex
Jumat, 10 Januari 2025

Polri Ringkus Pelaku Match Fixing, Erick Thohir : Sikat Tanpa Pandang Bulu!

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mendukung penuh tindakan penahanan yang dilakukan Polri terhadap tiga pelaku dugaan suap pengaturan skor pertandingan, dan rekomendasi hukuman dari Satgas Anti Mafia Bola Mabes Polri terhadap dua klub pelaku match fixing.

Sebelumnya diketahui, bahwa Polri menahan aktor intelektual di balik pengaturan skor Liga 2 2018 lalu bernama Vigit Waluyo.

Vigit Waluyo resmi ditahan pihak kepolisian bersama dua tersangka lainnya yakni Dewanto Rahadmoyo Nugroho, dan Kartiko Mustikaningtyas, mulai Rabu (20/12), usai menjalani serangkaian pemeriksaan.

Kemudian, pekan sebelumnya, tepatnya pada Rabu (13/12), Satgas Antimafia Bola Polri lantas menetapkan delapan orang sebagai tersangka atas tuduhan match fixing di Liga 2 2018.

Dalam hal ini, Kepala Satgas Anti Mafia Bola Irjen Asep Edi Suheri menjelaskan kedelapan orang tersangka itu terdiri atas empat orang wasit masing-masing dengan inisial K, RP, AS, dan R.

Kemudian satu orang asisten manajer klub berinisial DRN, satu LO wasit berinisial KM dan seorang kurir berinisial GAS yang masih berstatus DPO (daftar pencarian orang).

“Satu orang (tersangka kedelapan) pelobi berinisial VW, yang disampaikan Kapolri,” kata Irjen Asep, dalam acara konferensi pers Satgas Anti Mafia Bola di Mabes Polri dan penandatangan nota kesepahaman Satgas Anti Mafia Bola oleh Polri dan PSSI di Jakarta.

Rentetan hal di atas kemudian disambut baik oleh Erick Thohir.

“Saya pernah katakan, jangan main-main. PSSI sudah berkomitmen dengan Polri, kita selidiki, ada bukti yang kuat, maka langsung sikat, tidak pandang bulu. Jika ingin sepakbola kita bersih, apalagi ini sudah menjadi permintaan dari Presiden Jokowi, maka harus punya nyali untuk berantas suap dan judi di sepakbola kita,” tegas Erick Thohir, sebagaimana rilis yang diterima Holopis.com, Kamis (21/12).

“Saya berharap tindakan penegakan dan penerapan hukum bagi pihak-pihak yang ingin menghancurkan sepakbola Indonesia ini membuat efek jera, sekaligus menjadi sinyal bahwa PSSI, Polri, dan Satgas Anti Mafia Bola sangat serius. Saya ingin klub-klub peserta semua kompetisi liga juga hati-hati, sebab klub bisa kena hukuman jika terlibat match fixing,” tegas Erick.

Sebagai informasi tambahan, selain daripada itu semua, ada juga dua klub peserta Liga 1 musim 2023/2024 yakni PSS Sleman dan Persikabo 1973 yang terancam sanksi dari Komdis PSSI seusai mendapatkan hasil rekomendasi dari Tim Satgas Antimafia Bola Mabes Polri.

Bahkan, PSS Sleman terancam pengurangan poin sekaligus hukuman degradasi secara otomatis ke Liga 2.

Potensi ancaman tersebut berkaitan dengan bukti- bukti kasus pengaturan skor atau match fixing dalam pertandingan Liga 2 2018 antara PSS Sleman Vs Madura FC, seperti yang diungkap oleh Tim Satgas Antimafia Bola Mabes Polri.

Sesuai aturan yang berlaku dari tiga sanksi, diyakini jika PSS Sleman bakal terancam degradasi, bahkan sanksi tambahan berupa denda hingga Rp 150 juta.

Sedangkan khusus Persikabo 1973, klub tersebut terancam sanksi pengurangan poin lantaran menerima sponsor dari situs judi online.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral