HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan menilai bahwa sejuah ini agenda Pemilu 2024 masih akan tetap berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yakni pada tanggal 14 Februari 2024 akan dilakukan pemungutan suara untuk Pilpres dan Pileg.
“Saya tidak melihat ada agenda tertentu yang mengarah kepada penundaan atau penggagalan pemilu. Saya kira pemilu masih tetap berjalan sesuai dengan rencana ya,” kata Habib Syakur kepada wartawan, Rabu (20/12) seperti dikutip Holopis.com.
Menurutnya, isu tentang Covid-19 yang mulai bermunculan tidak serta membuat publik panik. Sebab, belajar dari pengalaman pandemi yang telah terjadi di Indonesia, masyarakat lebih aware dengan kesehatan mereka masing-masing.
“Iya, covid-19 memang sedang merebak, tapi bukan jadi faktor lah (penggagalan pemilu). Publik sudah aware, rakyat sudah peduli dengan kesehatannya,” ujarnya.
Dalam perspektif medis, Habib Syakur menyarankan kepada masyarakat luas untuk mengikuti saja protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sehingga masyarakat tetap bisa terhindar dari penyakit. Namun dalam kapasitasnya sebagai pemuka agama, ia pun mengajak masyarakat untuk terus berikhtiar dan bertawakkal.
“Masyarakat cukup ikhtiar bagaimana mengantisipasi potensi gangguan kesehatan, tawakkal bahwa semua urusan sehat sakit dan sebagainya sudah diatur oleh Allah SWT, jadi santai saja. Tetap fokus pada masa depan Indonesia,” sambungnya.
Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada siapa pun untuk tidak memicu ketakutan yang berlebihan di tengah masyarakat karena adanya kasus positif Covid-19, sehingga dikait-kaitkan dengan isu pemilu.
“Tidak perlu ada narasi yang negatif seolah munculnya Covid akan jadi ancaman pemilu kita, jangan begitu,” tukasnya.
Lebih lanjut, Habib Syakur pun mengimbau kepada semua stakeholder untuk fokus pada tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing, sehingga situasi nasional tetap kondusif.
“Kemenkes fokus soal penanganan isu kesehatan, cegah sejak dini terhadap ancaman penyakit apa pun. KPU fokus laksanakan pemilu dengan jujur adil dan berintegritas, partai politik lakukan edukasi politik yang baik dan peserta pemilu silakan bersaing dengan sehat,” tuturnya.
Terakhir, ulama asal Kabupaten Malang Jawa Timur ini pun mengimbau kepada aparat keamanan untuk memastikan pemilu berjalan dengan baik dan senantiasa menjaga netralitas. Serta, kepada masyarakat agar tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan.
“Tidak ada persaudaraan semurah Pemilu, tidak ada persatuan yang patut dikorbankan hanya karena beda politik. Dan aparat kita, ASN kita tolong netral, jangan ikut berkompetisi jika tidak ingin kebangsaan kita merugi,” pungkasnya.
Kasus Covid-19 Muncul Lagi
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa kasus Covid-19 kembali muncul setelah Presiden Joko Widodo resmi mencabut status Indonesia sebagai pandemi Covid-19 pada hari Rabu (21/6). Kabar munculnya Covid di Indonesia terdengar dari Solo, DKI Jakarta dan Batam. Pun demikian, kasus positif yang ada tidak perlu membuat publik panik.
“Jumlah yang dirawat di ICU masih nggak banyak. Orang yang sakit saat ini masih belum membutuhkan ICU. Untuk melihat seberapa bahaya COVID-19 ini kita melihat tiga aspek yaitu jumlah kasus, jumlah rawat inap, dan jumlah orang yang perlu masuk ICU,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr Imran Pambudi pada hari Selasa (19/12).
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi. Ia mengatakan bahwa adanya kasus positif yang saat ini ada baik di China, Singapura maupun Indonesia, tidak perlu membuat publik terlalu khawatir.
“Kita tidak perlu khawatir kemudian menutup pintu masuk, karena pandemi Covid-19 sudah dicabut dan setiap saat negara harus berdampingan dengan peningkatan kasus Covid-19 yang terus bisa bermutasi, tetapi dia lama-lama melemah,” tutur Nadia.