Berita Holopis HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar), akan melakukan investigasi terkait dengan izin pemdakian gunung Marapi yang mengalami erupsi dan mengakibatkan 24 orang pendaki tewas.

“Kami sedang menyiapkan investigasi atas prakarsa sendiri,” kata Ketua Ombudsman RI Perwakilan Sumbar, Yefri Hariani dalam keterangannya, Sabtu (17/12) seperti dikutip Holopis.com.

Yefri mengatakan akan memanggil BKSDA Sumbar, yang mengeluarkan izin pendakian. “Dalam pelaksanaannya beberapa waktu ke depan tentu BKSDA akan dimintai penjelasannya terkait pendakian Gunung Marapi,” lanjutnya.

Investigasi akan dilakukan, sesuai dengan tugas yang sudah diberikan kepada Ombudsman. Seperti, pengecekan soal SOP pendakian gunung.

“Ini bentuk dari pengawasan yang dimandatkan kepada Ombudsman melalui UU,” katanya.

Selain itu, investigasi yang dilakukan juga untuk mengetahui apakah ada masalah dalam penerapan SOP atau memang ada hal lain yang jadi permasalahan.

“Melalui investigasi atas prakarsa sendiri, Ombudsman perwakilan Sumbar akan melihat mengapa dalam erupsi yang terjadi 3 Desember lalu, berdampak pada hilangnya 23 nyawa pendaki. Apakah ada masalah dalam pelaksanaan SOP (seperti yang diindikasikan) atau hal lainnya,” jelas Yefri.

Persoalan yang disoroti Ombudsman adalah soal pendaki yang berada dekat dengan puncak Gunung Marapi. Padahal, sebagai gunung aktif dan berstatus Waspada level II, warga dan pendaki dilarang mendekati lokasi puncak gunung radius 3 km.

“Seperti yang dijelaskan di atas, tentu fakta-fakta tersebut yang perlu dijelaskan oleh berbagai pihak yang berwenang dalam investigasi ini,” kata dia.

Seperti diketahui sebelumnya, Gunung Marapi di Sumatera Barat dikabarkan alami erupsi pada hari Sabtu (7/1) sekitar pukul 06.11 WIB. Kabar tersebut disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Setelah menerima informasi tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) langsung melakukan langkah evakuasi terhadap pendaki yang masih berada di atas.

Saat erupsi gunung Marapi terjadi, Ardi mengatakan ada 40 orang pendaki berdasarkan catatan di Pos BKSDA gunung Marapi. Rata-rata para pendaki, hanya mendirikan tenda pada tebing batu bawah.