Adapun aksi boikot ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina atas serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Sejumlah pihak pun sebelumnya telah mengingatkan untuk tidak melakukan aksi boikot tersebut. Diantaranya yakni organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Mereka menilai gerakan tersebut tidak efektif untuk menghentikan konflik antar kedua negara tersebut. Sebab, aksi boikot ini diyakini hanya akan merugikan masyarakat Indonesia ketimbang menolong warga Gaza.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengatakan, bahwa langkah yang lebih penting adalah memberikan donasi kemanusiaan ke Palestina.
NU, kata dia juga berupaya untuk mendorong pemerintah untuk menggalang dukungan internasional di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar agresi Israel ke Palestina segera dihentikan.
“Memberikan donasi bantuan kemanusiaan ke Palestina itu yang paling penting untuk kita lakukan, termasuk juga diplomasi internasional di PBB, ketimbang melakukan hal-hal yang justru merugikan masyarakat sendiri seperti aksi boikot,” ungkap Gus Fahrur pada Minggu (12/11) lalu.
Senada, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti juga mendorong masyarakat untuk menyalurkan donasi kemanusiaan kepada Palestina ketimbang melakukan aksi boikot. Namun, ia mengaku memahami dan menghormati seruan boikot teraebut
“Tapi, bagi konsumen muslim, mereka merasa tidak ada masalah sepanjang produk yang dikonsumsi halal,” ujar Mu’ti.