HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden klub MKE Ankaragucu, Faruk Koca yang merupakan pelaku pemukulan wasit di Liga Turki akhirnya dijatuhi sanksi berat berupa larangan beraktivitas di dunia sepakbola seumur hidup di negaranya.
Dikutip Holopis.com dari talkSport, Sabtu (16/12), Federasi Sepakbola Turki (TFF) menjatuhi sanksi kepada Faruk Koca pada Kamis (14/12) lalu, dan turut memberikan sanksi lainnya selain larangan beraktivitas seumur hidup di dunia sepakbola.
TFF juga menjatuhi sanksi kepada klub Ankaragucu dengan denda senilai 2 juta liara atau sekitar Rp1 miliar, kemudian ada juga larangan melakoni lima laga tanpa penonton.
Sebagai informasi, Faruk Koca melakukan penganiayaan kepada wasit bernama Halil Umur Meler saat laga antara MKE Ankaragucu vs Rizespor di Liga Turki, pada Selasa (12/12) lalu.
Pertandingan berakhir imbang 1-1, dimana Ankaragucu sempat unggul 1-0, kemudian kemenangan itu buyar di menit akhir dan skor pun menjadi imbang 1-1.
Pasca pertandingan berakhir, Faruk Koca tiba-tiba turun ke lapangan dan memukul wasit Halil hingga terkapar, bahkan mukanya mengalami luka cukup parah, selain pukulan dari Faruk, ada pun orang sekitarnya yang ikut menendang kepala sang wasit.
Kejadian itu pun disesali betul oleh TFF, dimana kemudian TFF memutuskan untuk menghentikan pertandingan untuk sementara waktu, dan akan berlanjut Selasa (19/12) mendatang.
Selain TFF, insiden pemukulan itu juga membuat Presiden Turki Recep Tayip Erdogan berkomentar dan mengutuk aksi tersebut.
“Saya mengutuk serangan terhadap wasit Halil Umut Meler setelah pertandingan MKE Ankaragucu-Caykur Rizespor yang dimainkan malam ini, dan saya berharap dia (Hilal) cepat pulih,” ungkap Erdogan, seperti dikutip Holopis.com.
“Olahraga adalah perdamaian dan persaudaraan. Olahraga tidak sejalan dengan kekerasan. Kami tidak akan pernah membiarkan kekerasan terjadi dalam olahraga Turki,” tambahnya.
Ada pun terkait hal ini, Presiden FIFA, Gianni Infantino yang ikut mengutuk keras kejadian tersebut.
“Sudah cukup dan hal seperti ini harus berhenti/ Saya terkejut sekali ketika melihat kejadian tersebut. Di dalam sebuah pertandingan, anda boleh terbakar semangat dan menggemari sebuah tim, tapi kejadian semacam ini tidak boleh terulang lagi,” ujar Gianni.