HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kabar duka kembali terdengar dari jalur Gaza, di mana seorang jurnalis kantor berita Al Jazeera bernama Samer Abudaqqa, ia meninggal dunia terbunuh di Jalur Gaza Selatan, Jumat (15/12) kemarin.
Abudaqqa bertugas sebagai fotografer di Al Jazeera. Ia tidak sendiri, Abudaqqa terbunuh bersama seorang rekannya saat meliput pemboman di salah satu sekolah bernama Farhana di Khan Younis.
Kantor tempatnya bekerja sempat mencoba menghubingi Abudaqqa untuk mengetahui kabar terkini, namun sang jurnalis tak memberikan respons. Hingga akhirnya tim penyelamat dan para medis mencarinya, bahkan proses pencarian tersebut tidak muda, mereka membutuhkan waktu lebih dari lima jam. Ketika petugas medis akhirnya tiba, jurnalis tersebut telah meninggal.
“Tim penyelamat baru saja berhasil mengambil jenazah juru kamera Samer Abu Daqqa,” kata juru bicara Al Jazeera seperti dikutip Holopis.com dari Al Arabiya News hari ini.
Menurut laporan Al Jazeera, kedua jurnalis tersebut terkena pecahan peluru akibat misil yang ditembakkan dari drone di kota Khan Younis di Gaza Selatan. Dalam peristiwa itu, Abudaqa meninggal dunia, sementara rekan jurnalisnya yang diketahui bernama Wael Dahdouh selamat, ia hanya mengalami luka ringan, sehingga ia pun dipindahkan ke Rumah Sakit Nasser.
Abudaqqa bergabung dengan Al Jazeera pada tahun 2004. Lahir pada tahun 1978, ia adalah ayah dari tiga anak laki-laki dan satu perempuan. Abudaqa dan Dahdoud adalah sesama warga Palestina. Jika Abudaqa adalah fotografer Al Jazeera, sementara Dahdoud adalah koresponden TV Gaza.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa saat ini kawasan Gaza Selatan tengah menjadi ladang penggempuran tentara Israel. Banyak sekali ujaran dan kemarahan dunia internasional yang mengecam aksi agresi pasukan Benjamin Netanyahu tersebut.