Prabowo ke Pedagang : Kemerdekaan Indonesia Direbut Pejuang Fisik, Diisi Pejuang Ekonomi

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Djakarta Theater, Jakarta, menjadi saksi ketika Calon Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato inspiratif dalam acara deklarasi Relawan Pedagang Indonesia Maju (RAPIM) pada Jumat (8/12). Dalam pidatonya, Prabowo Subianto menggambarkan perjalanan hidupnya, dari seorang mantan tentara hingga menjadi pedagang, sambil mengingatkan pentingnya peran para pejuang ekonomi dalam membangun dan mempertahankan kemerdekaan.

“Saya mantan tentara, mantan prajurit, dan sesudah saya berhenti dari tentara prajurit. Saya menjadi pedagang, dan Saya mengerti, saya paham betapa berat menjadi pedagang,” ujar Prabowo dalam pidatonya seperti yang dikutip Holopis.com, Jumat (8/12).

Prabowo mengungkapkan pengalamannya sebagai seorang pedagang dan pemahamannya terhadap tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha di Indonesia.

Dalam konteks perjuangan kemerdekaan, Prabowo mengingatkan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak hanya dicapai melalui perjuangan fisik, tetapi juga diisi dan dipertahankan oleh para pejuang ekonomi.

“Kemerdekaan kita direbut oleh para pejuang fisik, tapi kemerdekaan kita berhasil dan diisi oleh para pejuang ekonomi,” tambahnya.

Dengan menyoroti kontribusi luar biasa dari dunia usaha dalam membangun fondasi ekonomi bangsa, Prabowo melihat bahwa ada hubungan erat antara peran pejuang ekonomi dengan hukum sejarah peradaban manusia.

“Ini adalah hukum sejarah peradaban manusia saudara-saudara,” tegasnya.

Ia kemudian menjelaskan, bahwa kemajuan suatu peradaban tak lepas dari peran strategis para pejuang ekonomi dalam menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, penting bagi pengusaha untuk terus berkiprah dalam mengisi kemerdekaan Indonesia agar negara ini bisa semakin kuat dan mandiri.

Suka duka Pejuang Ekonomi

Lebih lanjut, Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut mengatakan bahwa menjadi pengusaha bukan perkara mudah. Bahkan sering kali mereka mengalami stres, sekalipun dalam kesehariannya mereka selalu tersenyum kepada karyawan dan orang-orang di sekelilingnya.

“Jadi jangan dilihat wajahnya senyum terus, sebetulnya pedagang itu banyak stresnya. Dia benar senyum tapi sekarang ini menjelang akhir tahun, menjelang Natal tahun baru apalagi,” tukas Prabowo.

Lantas, mantan Danjen Kopassus TNI AD tersebut memberikan perspektif yang jujur mengenai tantangan yang dihadapi oleh para pedagang, yakni ketika menghadapi momentum penting seperti Natal dan Tahun Baru.

Dalam menjelaskan kondisi pedagang, Prabowo menyoroti tekanan yang mereka hadapi menjelang hari-hari besar. Dirinya memberikan pemahaman mendalam terhadap beban yang harus diemban oleh para pelaku usaha.

“Tiap hari-hari besar ini para pedagang sebenarnya stres menjelang lebaran dan sebagainya,” tambahnya.

Prabowo juga menyinggung tanggung jawab finansial yang harus diemban oleh pedagang, terutama terkait dengan pembayaran THR, bonus untuk karyawan, serta kewajiban pembayaran kredit dan utang. Dengan semua tanggung jawab itu, pengusaha harus bisa memenuhinya dengan sebaik mungkin.

“Mikir bagaimana ngumpulin THR bonus untuk karyawannya, kemudian sudah inget-inget jatuh tempo, kredit harus dibayar, utang harus dibayar,” paparnya.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa deklarasi Relawan RAPIM digelar di Djakarta Theater. Kegiatan tersebut pun menjadi momen yang tidak hanya dari sekadar dukungan politik, tapi bagaimana mempersatukan semangat para pejuang ekonomi untuk menatap dan menata masa depan dengan kepemimpinan nasional yang baru.

Bahkan di dalam pidatonya, Prabowo Subianto sebagai calon Presiden 2024 pun juga membangkitkan semangat para pedagang dan pelaku usaha, mengajak mereka untuk terus bersatu dan berjuang demi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

“Kami yang bersatu dalam Relawan Pedagang Indonesia Maju seluruh Indonesia, dengan ini menyatakan, berjanji mendukung Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan calon wakil presiden Republik Indonesia,” ucap Ketua Umum Rapim, Anton Timbang saat menyatakan deklarasi mereka.