HOLOPIS.COM, JAKARTA – Polemik terkait pengungsi Rohingya yang sedang mencari perlindungan di Tanah Air belakangan ini sedang menjadi pembahasan hangat warganet di media sosial.
Dalam sebuah video yang saat ini viral di Tiktok, terlihat barisan pengungsi Rohingya sedang mengantre untuk mendapatkan sepiring makanan. Namun salah seorang pengungsi memegang piring dengan tumpukan nasi yang sangat tinggi.
Pemandangan di video yang pertama kali diunggah pada 1 Desember 2021 itu pun membuat warganet kaget dengan porsi makanan yang mereka santap.
“Pantes pas dijatah nasi bungkus protes. Soalnya kalau ambil nasi sendiri cukup untuk makan 3 kali orang Indonesia,” tulis pengunggah dari akun Tiktok @barakcodam, dikutip Holopis.com, Jum’at (8/12).
Nasi yang ia pegang pun terlihat sangat tinggi, dibandingkan dengan jumlah lauk yang diberikan oleh petugas yang sedang membagikan makanan di sana.
“Porsi nasi pengungsi Rohingya sekali makan tu segitu, kayak abis nyangkul di sawah, padahal cuma makan tidur,” kata pemilik akun.
Reaksi Netizen
Para netizen pun memiliki reaksi yang bermacam-macam. Ada yang merasa kesal dengan sikap pengungsi yang terkesan tak berterima kasih, dan malah memikirkan warga Indonesia yang belum tentu sanggup membayar makanan.
“Lebih kasihan sama penduduk Indonesia yang kekurangan tapi masih bersyukur, daripada Rohingya udah numpang nggak tahu diri,” kata @Traffaglgar.
@barakcodam Porsi nasi pengungsi Rohingya sekali makan tu segitu.. kaya abis nyangkul di sawah, pdhl cm makan tidur beranak.. #rohingya #barakcodam
“Usi raja, rakyat kita aja masih susah, enak banget hidup mereka baru datang udah dikasih makanan segitu, kalian terlalu baik rakyat Aceh,” kata @mamangtanjung.
“Plis mana itu pake ayam lagi. Kan bisa pake tahu ama tempe,” kata @tegarramadhan3448.
Sebagai informasi, puluhan warga etnis Rohingya tiba di Indonesia melalui jalur perairan di Aceh pada hari Selasa 14 November 2023.
Etnis ini merupakan kelompok minoritas Muslim yang telah tinggal selama berabad-abad di Myanmar, sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha berdasarkan Badan Pengungsi PBB, UNHCR. Mereka saat ini sedang kehilangan identitas kependudukannya, sehingga terdampar di Indonesia.