HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dalam mimbar bebas yang dilaksanakan di Lapangan Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, hadir mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan dua periode, yakni tahun 1999 – 2009, Agung Shinta.

Dalam kesempatan tersebut, perempuan asal Kabupaten Malang tersebut naik ke mimbar bebas yang dikerumuni Mahasiswa di sana.

“Apakah kejadian tahun 1997, 1998 dan 1999 akan terulang ?,” kata wanita yang karib disapa Bunda Shinta tersebut, Rabu (6/12) kemarin, seperti dikutip Holopis.com.

Ia mengaku kecewa dengan adanya regulasi di Indonesia yang dibuat hanya sebatas mengakomodir kepentingan penguasa saja.

“Karena UU diapakan hayo?. Hanya untuk kepentingan penguasa,” ujarnya.

Kemudian, ia juga memprovokasi Mahasiswa dengan menyebut bahwa musuh mereka saat ini adalah Polri dan TNI.

“Sekarang musuh kita Polisi lho, betul ? Musuh kita polisi dan tentara,” tandasnya.

Bahkan ia pun menantang kepada Polri, jika tidak terima dengan apa yang diujarkan saat itu maka silakan untuk menangkapnya saja.

“Saya berdiri di sini, nek ono kupinge Polisi (kalau ada telinganya Polisi), tangkap saya, jangan anak-anakku,” tegasnya.

Ia berpesan kepada para Mahasiswa untuk tetap menjalankan kehidupan dengan baik demi merawat Indonesia.

“Karena kita harus menitipkan anak cucu saya supaya Indonesia, ora digawe sak karepe dewe (tidak dibuat seenaknya sendiri),” tukasnya.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa para Mahasiswa dan civitas akademika UNTAG 1945 Surabaya menggelar mimbar bebas berjudul Gerakan Mahasiswa Selamatkan Demokrasi – Mahasiswa Bersama Rakyat dengan tema “Mahasiswa Bergerak Melawan Degradasi Demokrasi Peeusak Moralitas Bangsa”.

Dalam kegiatan tersebut, hadir sejumlah tokoh termasuk ; Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Melki Sedek Huang, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga Prof Henri Subiakto, Seniman dan budayawan Butet Kertaredjasa, politisi PDIP Soegeng Rahardjo Djarot alias Eros Djarot, bos Seword Alifurrahman Asyari dan Juru kampanye TPN Ganjar-Mahfud Aryo Seno Bagaskoro.

Dalam kesempatan itu, koordinator lapangan yang juga Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Psikologi UNTAG 1945, Renaldo Daniel Muda Sentosa menyampaikan, bahwa mimbar bebas itu digelar sebagai respons atas kekecewaan mereka terhadap demokrasi yang saat ini berjalan di Indonesia.

“Mimbar bebas ini kami gelar sebagai bentuk komitmen kami dalam membangun gerakan yang sepenuhnya akan memastikan perlindungan hak terutama demokrasi,” kata Renaldo.