HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kader Partai Golkar, Agum Gumelar menyayangkan seorang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa melontarkan tuduhan mengenai potensi bertumbuhnya orde baru.
Dewan Pembina TKN Prabowo-Gibran pun awalnya menilai, narasi yang dilontarkan seorang Megawati Soekarnoputri itu adalah sebagai bukti kepanikan.
“Yang melontarkan itu kalau menurut saya mungkin dalam suasana panik,” kata Agum Gumelar dalam pernyatannya pada Jumat (1/12) seperti dikutip Holopis.com.
Agum pun berharap agar sebaiknya para tokoh politik tak menganggap rival atau lawan politik sebagai pihak yang harus dihancurkan. Dia meminta supaya seluruh pihak menjalani kontestasi politik sesuai norma dan aturan main.
“Jadi, kalau ini kan kontestasi politik ya jadi jangan menganggap pihak lain sebagai musuh yang harus dihancur leburkan, harus menganggap rival yang harus dikalahkan dalam suatu kontes demokrasi,” jelasnya.
“Kontes demokrasi itu ada normanya, ada aturannya. Itu yang mungkin ya nggak usah terlalu di-blowup lah gitu, salah seperti itu. Itu hanya menciptakan suasana di masyarakat kita terbelah nantinya,” sambungnya.
Agum menilai sikap yang dibawa paslon capres dan cawapres nomor urut dua justru mengarahkan kepada upaya menjaga kesatuan dan persatuan. Dia lantas mengajak agar masing-masing kubu tak saling menjelekkan satu sama lain.
“Semua calon baik, jangan menjelek-jelekkan. Lemparkan aja visi misi yang positif kepada masyarakat kita, yang bisa diterima oleh masyarakat kita. Jangan menjelek-jelekkan yang lain, itu tidak sehat cara-cara menjelek-jelekkan yang lain,” pungkasnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Megawati Soekarnoputri mengumpulkan sejumlah kader, relawan dan simpatisan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Jakarta pada hari Senin (27/11).
Dalam rapat koordinasi relawan Ganjar-Mahfud itu, Megawati menyindir pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dinilai menjalankan sistem pemerintah era Presiden Soeharto, yakni zaman orde baru yang otoriter.
“Republik ini penuh dengan pengorbanan tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang pada penguasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru,” ketus Megawati.
Bekas Presiden RI ke 4 tersebut meminta agar semua pihak yang ia sindir dalam pidatonya itu segera mendengarkan dan mengakhiri apa yang ia tudingkan itu. Baik kepada Presiden Jokowi maupun Polri yang dinilai melakukan tindakan yang di luar UU dalam kontes Pemilu 2024.
“Enak saja, undang-undang memang punya siapa? Ibu sudah gemas. Sudah, berhenti deh bapak-bapak yang saya sindir ini. Insyaf, insyaf,” tegasnya.
Kepada Polri, ia menekankan jangan sampai Polri ikut tidak netral di Pemilu 2024, apalagi sampai melakukan intimidasi dengan cara apa pun agar masyarakat memilih maupun tidak memilih pihak tertentul.
“Lha kok mengintimidasi, lha dia itu siapa sih, ya iya lah. Kalau dia berani, kenapa saya tidak boleh. Kamu musti lihat perundangannya, kamu sebagai apa, boleh kah kamu menekan rakyatmu, boleh kah kamu memberikan apa pun juga kepada rakyatmu tanpa melalui perundangan yang ada di republik Indonesia ini?,” tukasnya.
Manchester United (MU) masih akan diuji ketangkasannya usai kandas di tangan Wolves pada Boxing Day…
JAKARTA - Serikat Petani Indonesia (SPI) menyelenggarakan peluncuran Catatan Akhir Tahun Serikat Petani Indonesia tahun…
Hasil pertandingan Arsenal vs Ipswich di Boxing Day Liga Inggris dimenangkan The Gunners, dengan skor…
Jajaran menteri di kabinet Merah Putih terlihat kompak melakukan pengecekan secara langsung kelancaran arus perjalanan…
TNI AL melalui Pangkalan TNI AL (Lanal) Labuan Bajo berhasil menggagalkan upaya penyelundupan miras (minuman…
Arsenal berhasil unggul dengan skor 1-0 atas Ipswich Town di babak pertama Boxing Day Liga…