HOLOPIS.COM, JAKARTA – Peneliti yang sekaligus penemu virus HIV/AIDS pertama di Indonesia, Prof Zubairi Djoerban menyampaikan kabar terkait target dunia terbebas dari virus HIV/AIDS di tahun 2030.
Dia mengatakan, target yang dicetuskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO itu bisa saja mundur hingga ke tahun 2035 target.
“Cita-cita Bebas HIV/AIDS 2030 mungkin saja harus tertunda. Mundur ke 2032 atau bahkan ke 2035,” kata Zubairi seperti dikutip Holopis.com dari cuitannya di aplikasi X, Jumat (1/12).
Zubairi menjelaskan, bahwa mundurnya target tersebut terjadi lantaran tata laksana HIV/AIDS yang menurun di sejumlah negara, termasuk Indonesia, karena adanya pandemi Covid-19.
Saat pandemi Covid-19 menghantam dunia, banyak negara yang mengalokasikan anggarannya, untuk tata laksana Covid-19 di Indonesia. Sehingga tata laksana penyakit menular lainnya, termasuk HIV/AIDS menjadi terganggu.
“Pandemi Covid-19 mengharuskan konsentrasi, baik itu sumber dana maupun SDM beralih untuk tata laksana Covid-19,” tutur Zubairi.
Akibatnya, kasus HIV/AIDS di sejumlah negara, seperti Amerika mengalami peningkatan. Bahkan, kata Zubairi angka kunjungan orang dengan HIV/AIDS atau ODHA ke dokter di Inggris pun menurun.
“Bisa dibayangkan bahwa di Amerika, kota-kota besar, female transgender yang terinfeksi HIV/AIDS rata-rata di atas 50%,” katanya.
Namun kabar baiknya, lanjut Zubairi, para penderita HIV/AIDS atau yang sering disebut ODHA saat ini dalam kondisi sehat, bahkan lebih sehat ketimbang orang-orang tanpa HIV yang seusia mereka.
Dia menjelaskan, bahwa hal itu terjadi karena mereka tetap rutin mengonsumsi obat saat pandemi Covid-19.
“Saat itu mereka mengakses obat dengan berani bertatap muka langsung dengan dokter maupun telemedicine,” katanya.
Lebih lanjut, Zubairi berharap agar tata laksana HIV/AIDS dapat terus dilakukan dengan baik. Sehingga target dunia terbebas dari penyakit menular seksual itu dapat segera tercapai.