HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puteri Anetta Komarudin menyerukan krisis kesehatan yang terjadi di Palestina.

Pernyataan tersebut Puteri sampaikan saat Sesi Pleno ketiga yang berdiskusi terkait kerja sama kawasan di Pertemuan Tahunan Asia-Pacific Parliamentary Forum (APPF) ke-31, pada 23-26 November lalu.

“Tidak mungkin kita bicara soal krisis kesehatan tanpa melihat situasi yang terjadi di Palestina,” kata Puteri dalam pernyataannya, seperti dikutip Holopis.com, pada Rabu (29/11).

Selanjutnya, dirinya menjelaskan, sesungguhnya serangan yang dilakukan militer Israel telah menyebabkan tewasnya 13.000 lebih warga Palestina di antaranya anak-anak hingga lansia.

“Kita tahu bahwa serangan militer telah menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina, termasuk perempuan, anak-anak, lansia, dan difabel,” jelasnya.

Lebih lanjut, Puteri juga menerangkan, bahwa militer Israel telah menargetkan empat rumah sakit di wilayah Gaza, salah satunya milik Pemerintah Indonesia.

“Bahkan, serangan ini juga menargetkan 4 rumah sakit besar di Gaza, tak terkecuali rumah sakit Indonesia,” terangnya.

Dengan begitu, menurutnya, serangan tersebut mengakibatkan 50.000 pasien tidak bisa ditangani secara optimal.

“Hal ini kemudian memicu lebih dari 50.000 pasien yang tak bisa tertangani secara maksimal,” ujarnya.

Sebagai informasi, gencatan senjata antara militer zionis Israel dan Hamas Palestina resmi diperpanjang selama dua hari ke depan. Perpanjangan gencatan senjata ini pun diharapkan akan memperbanyak jumlah sandera yang dibebaskan dari konflik yang terjadi di antara kedua kubu tersebut.

Dijelaskan oleh seorang juru bicara dari kementerian Qatar, bahwa Israel dan Palestina akhirnya sudah mencapai persetujuan terkait penundaan pertempuran mereka demi kepentingan kemanusiaan.

“Sebuah persetujuan telah dicapai untuk memperpanjang penundaan demi kemanusiaan selama dua hari di Jalur Gaza,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.