HOLOPIS.COM, NTT – Dalam rangka memberantas penyakit malaria di Kabupaten Rote Ndao, Bupati setempat, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah dan Para Asistennya, menggelar Malaria Advocacy Meeting pada Senin (27/11). Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Dinas Kesehatan, Bappelitbangda Provinsi NTT, FKM UNDANA, UNICEF, dan PPNI Provinsi NTT.
Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para peserta dan mengapresiasi dukungan serta komitmen mereka dalam memajukan sektor kesehatan di Kabupaten Rote Ndao. Menurutunya bahwa penyakit malaria masih menjadi masalah serius yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan berpotensi menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
Bupati menyoroti target eliminasi malaria di Kabupaten Rote Ndao yang harus mundur dari tahun 2025 karena adanya kasus Indegenus pada tahun 2022 dan 2023. Hingga November 2023, telah terjadi 24 kasus malaria dengan 2 kasus kematian di Desa Nusakdale, Kecamatan Pantai Baru.
“Saya ingin menegaskan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao untuk bertindak cepat dan berkolaborasi dengan lintas sektor guna mencegah terjadinya kasus Indegenus Malaria dan kematian akibat penyakit ini di masa mendatang,” ujar Bupati dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (28/11).
Sementara itu, Vince Bimas Panggula, Perencana Ahli Madya Bappelitbangda Provinsi NTT, menyoroti perlunya dukungan hukum yang jelas dalam RPJMD perubahan untuk penanggulangan malaria. Ia menekankan peran Bappelitbangda sebagai leading sektor yang mengkoordinasikan lintas sektor untuk berperan sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Selain itu, Ishak Iskandara Radja dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT memberikan penjelasan terkait temuan di lapangan. Kasus kematian di Desa Nusakdale menunjukkan adanya aspek teknis kesehatan dan faktor lain, seperti kepercayaan masyarakat pada ilmu hitam dan keterlambatan menuju rumah sakit.
Dalam upaya penanganan, Dinas Kabupaten telah bergerak dan mendistribusikan logistik ke desa terdampak. Tim lintas sektor akan turun dalam siklus berikutnya untuk memastikan efektivitas pemeriksaan dan penanganan.
“Kami harapkan setiap penderita malaria meminum obat secara teratur karena obat tersebut disediakan secara gratis. Keterlibatan masyarakat dan pemahaman akan pentingnya pengobatan yang tepat sangat dibutuhkan dalam upaya eliminasi malaria di Kabupaten Rote Ndao,” tutup Ishak.
JAKARTA - Direktorat Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama menginformasikan bahwa pengumuman…
Pasangan suami istri Denny Sumargo dan Olivia Allan saat ini sedang menikmati momen-momen indah menjadi…
Kamera dashboard yang ada di mobil terkadang bisa menjadi alat bukti yang sangat penting untuk…
Pohon Natal adalah salah satu simbol paling ikonik dalam perayaan Natal. Jika sudah memasuki waktu…
Meskipun menjadi negara dengan pendapatan tinggi dan mengalami kemajuan yang pesat dalam beberapa dekade belakangan…
Bukan rahasia umum lagi bahwa kucing, baik kucing peliharaan maupun kucing liar selalu memiliki tingkah…